KAYUAGUNG — Bertepatan dengan hari AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sedunia yang diperingati tanggal 1 Desember 2022.
Sebagaimana diketahui bahwa AIDS merupakan tahapan akhir dari penyakit infeksi Human Immunodeficiency Virus atau HIV.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir setiap tahunnya, selalu ada angka kasus baru HIV – Aids walaupun bukan termasuk wilayah endemis.
“Sejak bulan Januari – Oktober 2022 ini total kasus positif Aids sebanyak 28 orang. Dimana 20 orang merupakan warga OKI dan 8 orang lainnya warga luar daerah,” ujar Kepala Bidang Pengendalian Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes OKI, Mukti Uli Artha saat ditemui, Minggu (4/12/2022) pagi.
Dijelaskan bahwa pengidap penyakit HIV – Aids sebagian besar diakibatkan beragam penyimpangan baik seksual maupun narkoba dikalangan masyarakat, bahkan ada pula yang tertular melalui pasangan dan keluarga, seperti dari ibu ke anak.
Maka dari itu program HIV – Aids sebagai program Standar Pelayanan Minimal (SPM) memiliki sasaran ibu hamil yang wajib mendapat skrining HIV di masa kehamilannya guna mencegah penularan dari Ibu ke Anak.
“Hasil penelusuran Dinkes OKI, pengidap HIV – Aids berasal dari populasi kunci seperti waria, lelaki seks lelaki, wanita pekerja seks, ibu hamil, pasien IMS dan warga binaan pemasyarakatan,” ungkapnya.
Uli menerangkan angka kasus yang didapatkan merupakan hasil penjaringan yang rutin dilakukan oleh petugas pelayanan di 32 puskesmas, 2 rumah sakit dan Lapas kelas IIB Kayuagung.
“Selama 2022 ini kita memiliki target yang harus di tes sebanyak 17.782 orang yang terdiri dari sasaran ibu hamil, waria, lelaki seks lelaki (LSL), wanita pekerja seks (WPS), pasien TB, pengguna narkoba suntik (penasun), warga binaan pemasyarakatan (WBP) dan infeksi menular seksual (IMS),”
“Menjelang akhir tahun ini sudah sekitar 71 persen yang telah direalisasikan,” tambahnya.
Dikatakan lebih lanjut oleh Sub koordinator penyakit menular menular (P2PM), Musdarta bahwa belum lama ini pihaknya melakukan skrining ke Lapas kelas IIB Kayuagung.
“Kemarin kita melakukan skrining terhadap 800 WBP. Hal ini merupakan kegiatan rutin setiap 3 bulan sekali,” ujar dia.
Guna menghindari adanya WBP lain yang positif HIV – Aids, maka dinas kesehatan MOU dengan Lapas.
Ikimana nantinya jika ada penghuni lapas yang baru masuk, maka akan terlebih dahulu lakukan skrining HIV, Aids, TBC dan Hepatitis.
“Setiap petugas kesehatan lapas kelas IIB Kayuagung kita berikan pelatihan agar paham mengenai skrining dan kita berikan alat Tes HIV atau disebut dengan Voluntary Counseling and Testing (VCT),” tuturnya.
Dirinya berharap semakin banyak warga yang sadar dan secara sukarela melakukan skrining dengan mendatangi fasilitas kesehatan terdekat.
“Jika merasakan gejala-gejala berupa sariawan, batuk dan mencret-mencret yang tidak kunjung sembuh. Maka sebaiknya lakukan pengecekan agar bisa segera diberikan pertolongan,” katanya.