BANDAR LAMPUNG – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-Dikti) Wilayah 2 Palembang siap memfasilitasi semua dosen Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya yang akan mengurus jenjang jabatan akademik.
Hal itu dikatakan Kepala LL-Dikti Wilayah 2 Palembang Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc., saat kunjungan silahturahmi ke kampus the best di Indonesia ini, Jumat (25/11/22). Pada kesempatan itu, Prof. Iskhaq Iskandar merasa bangga dengan berbagai fasilitas pembelajaran di IIB Darmajaya.
Menurut Prof Iskhaq Iskandar, puncak tertinggi seorang mahaguru (dosen) bukan menjadi rektor atau pimpinan perguruan tinggi, tapi menjadi seorang guru besar (profesor). “Terlebih, kualitas pendidikan bukan ditentukan dari fasilitas dan gedung, tetapi bergantung sumber daya manusia (SDM) tenaga pendidiknya,” kata dia.
Saat ini, lanjut Prof. Iskhaq, di lingkungan LL-Dikti Wilayah 2, terdapat 8.000 lebih dosen, tetapi guru besar masih sangat sedikit, dan jabatan Lektor Kepala sekitar 400 orang. “Padahal jumlah doktornya banyak. Untuk itu, saya mendorong dosen IIB Darmajaya yang sudah bergelar doktor untuk mengejar guru besarnya,” kata dia.
Dalam pengurusan jenjang guru besar, kata dia, salah satu syaratnya adalah linieritas publikasi bidang ilmu sebagai dosen dan tempat penugasan sesuai bidang ilmu yang dimilikinya. Apalagi, kata dia, pengurusan jenjang jabatan akdemik lektor kepala minimal publikasi di Sinta 2. Tapi, kalau sudah ada publikasi di Q1 atau Q2, itu sudah tidak ada masalah.
“Regulasinya begitu. Nanti coba akan saya cek kembali jika ada yang sudah ada jurnal publikasi di Q1 atau Q2 tapi masih terkendala pengurusan jenjang akadmik,” kata Iskhaq, menjawab sejumlah pertanyaan dosen IIB Darmajaya.
Kunjungan silahturahmi itu juga dihadiri Wakil Rektor 1 IIB Darmajaya Dr. H. RZ. Abdul Aziz, S.T., M.T.; Wakil Rektor 2 Ronny Nazar, S.E., M.M.; Wakil Rektor 3 Muprihan Thaib, S.Sos., M.M.; Dekan, Kabiro, Kepala Unit, dan Kaprodi di lingkungan IIB Darmajaya.
Sebelumnya, Rektor IIB Darmajaya Dr. Ir. H. Firmansyah Y. Alfian MBA., M.Sc., mengatakan kampus biru ini memiliki Budaya The Best, yang bukan hanya kita menjadi yang terbaik di hadapan manusia, tapi juga kepada sang pencipta Allah Swt.
Firmansyah menjelaskan ada makna dari Budaya The Best tersebut, yaitu Taqwa, Heart, Empaty, Brilliant, Energetik, Sinergy, dan Trustworty. Dia juga menjelaskan warga Darmajaya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari di kampus selain dengan nilai-nilai religi juga harus dengan hati dan penuh keikhlasan.
“Kemudian, memiliki rasa empati, bekerja cerdas, selalu semangat, memiliki rasa simpati yang tinggi dan dapat selalu menjadi orang yang dipercaya.”Kami ingin kampus ini dan di masyarakat selalu tertanam nilai-nilai religi yang tinggi,” ujar Firmansyah.
Firmansyah juga menjelaskan sejarah awal berdirinya IIB Darmajaya sejak tahun 1997 yang dirintis kedua pendirinya H. Alfian Husin, S.H. (alm) dan dr. Hj. Yoenidar Karim Alfian (almh). Hingga pada akhirnya pada tahun 2008, resmi berdirinya IIB Darmajaya yang saat ini memiliki 2 fakultas (Ekonomi-Bisnis dan Komputer) dengan 11 program studi (3 prodi pascasarjana dan 8 prodi sarjana.
“Termasuk prodi baru yang kami sudah mendapatkan izinnya, yaitu Prodi Desain Interior. Tahun ini juga kami mengusulkan 10 prodi baru dan jika tidak ada halangan tahun depan kami akan membuka program doktoral. Alhamdulillah, kami juga sudah melahirkan seorang profesor,” kata Firmansyah, sambil menyebut nama Prof. Dr. Anuar Sanusi, guru besar pertama IIB Darmajaya.
Usai shalat Jumat, Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc., menyempatkan diri melihat fasilitas pembelajaran yang dimiliki kampus biru ini. Diantaranya, melihat Warung Francis, Laboratorium Information Access Center (IAC) Indonesia-Korea, ruang belajar Pascasarjana, Laboraturium Pembelajaran di Gedung G lantai 2 dan 3, serta sejumlah fasilitas lainnya. (*)