JAMBI – Warga Teluk Raya Dusun Bedaro, hingga hari ini Selasa 11 Juli 2023, masih bertahan memblokir jalan dan pintu masuk PT Fajar Pematang Indah Lestaei (PT FPIL).
“Kami masih bertahan di tenda, ini sudah hari ke 10,” ucap Mukhtar Ketua Kelompok Tani Sinar Mulya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa 11 Juli 2023.
Ratusan warga ini enggan meninggalkan tenda tersebut, apabila tuntutan mereka belum dikabulkan oleh berbagai pihak terutama oleh Polda Jambi yang menahan 5 warganya yang dituduh mencuri buah sawit.
Ketua Kelompok Tani Sinar Mulya, Muhtar juga menyebutkan jika pihaknya tidak akan mundur satu langkah pun sebelum orang yang ditahan Polda Jambi itu dibebaskan.
“Sekarang sudah hampir 10 hari ini bertahan ditenda,” kata Muhtar.
Menurut dia saat ini perwakilan dari masyarakat tengah berada di DPRD Provinsi Jambi, untuk mengadukan persoalan yang telah mereka hadapi.
Mereka beranggapan jika Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tutup mata atas peristiwa yang dialami oleh masyarakatnya sendiri.
“Sekarang kami di DPRD Provinsi Jambi, mohon doa dan dukungannya,” ungkapnya.
Sebelumnya Ketua Kelompok Tani Sinar Mulya, Muhtar ketika diwawancarai di lokasi menyebut konflik lahan yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan telah bergulir selama 25 tahun tepatnya pada tahun 1998 lalu.
Mereka menyerahkan lahan kepada PT Purnama Tusau Putra yang beroperasi di bidang kelapa sawit dengan sistem kemitraan.
Satu kepala keluarga dijanjikan akan menerima satu kavling lahan sawit atau seluas 2 hektar. Namun sampai saat ini mereka hanya menerima janji-janji saja tanpa ada pembuktian
“Sudah puluhan tahun kami bersengketa, tapi belum ada titik terangnya,” kata Muhtar.
Pihaknya juga sudah mendatangi Polda Jambi untuk membebaskan 5 orang tersebut namun pihak kepolisian tetap menahannya.
Makanya mereka melakukan aksi penutupan jalan agar pihak perusahaan tidak bisa melakukan pemanenan terhadap lahan yang dikuasainya.
“Kami tidak akan mundur sebelum lima orang masyarakat yang diamankan Polda Jambi dibebaskan,” kata Muhtar lagi.
Aksi penutupan jalan ini mayoritas dilakukan oleh ibu-ibu. Bahkan mereka nekat membawa anak-anak dan balita.
Di sana mereka standby selama 24 jam. Mereka hanya pulang ke rumah saat hendak mandi dan ganti pakaian. Untuk makan minum, mereka terpaksa membuat dapur umum.
Menanggapi hal itu, Pj Bupati Muaro Jambi Bachyuni Deliansyah meminta kepada masyarakat untuk tetap menjaga kondusivitas disana.
“Kita minta mereka kondusif. Jangan sampai ada gejolak,” kata Bachyuni.
Selain meminta kepada masyarakat agar tetap kondusif dan tenang, masyarakat juga diminta untuk menghormati proses hukum yang berlaku. “Hormati proses hukum yang berlaku,” katanya. (*)