EkbisHukum & KriminalSumatera

Bakamla Tangkap Supertanker Berbendera Iran di Perairan Kepri

NATUNA – Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI menangkap supertanker berbendera Iran, Arman 114 diduga terlibat dalam pengiriman minyak mentah secara ilegal di perairan Kepri, tepatnya di Laut Natuna.

Supertanker Arman 114 itu mengangkut minyak mentah ringan sebanyak 272.569 metrik ton senilai Rp4,6 triliun.

Tanker pengangkut minyak mentah berukuran sangat besar itu diduga mentransfer minyak ke kapal lain tanpa izin pada Jumat, kata Bakamla.

Kapal itu ditangkap setelah terlihat di Laut Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) sedang transfer minyak ke supertanker S Tinos yang berbendera Kamerun, kata kepala Bakamla Laksdya TNI Aan Kurnia.

“Kapal Arman memalsukan sistem identifikasi otomatis (AIS) mereka untuk menunjukkan posisinya di Laut Merah tetapi kenyataannya ada di sini,” kata Aan kepada wartawan.

“Jadi sepertinya mereka sudah berniat jahat,” kata Aan, menambahkan bahwa kapal tersebut juga membuang minyak ke laut — sebuah tindakan, yang melanggar hukum lingkungan Indonesia. Operator kapal itu tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Selain kapal Iran itu. pihak berwenang menahan kaptennya yang berkewarganegaraan Mesir, serta 28 awak dan tiga penumpang, yang merupakan keluarga seorang petugas keamanan di kapal itu, kata Bakamla.

Kapal VLCC berbendera Iran, MT Arman 114, dan MT S Tinos berbendera Kamerun, terlihat sedang melakukan transfer minyak dari kapal ke kapal tanpa izin, menurut Badan Keamanan Maritim Indonesia (Bakamla), dekat Laut Natuna Utara Indonesia, Indonesia, 7 Juli 2023. (Bakamla/Handout via REUTERS)

Ketika kedua supertanker itu berusaha melarikan diri, pihak berwenang memfokuskan pengejaran mereka pada Arman, dibantu oleh pihak berwenang Malaysia saat kapal tersebut berlayar ke perairan mereka, kata Aan.

Tinos seharusnya berhenti dioperasikan pada 2018, tambahnya. Kapal itu dibuat pada tahun 1999 sedangkan Arman dibuat pada tahun 1997, menurut pangkalan data informasi kapal internasional Equasis.

Sebuah analisis Reuters tahun ini menunjukkan, sejumlah tanker yang membawa minyak dari Iran, Rusia, dan Venezuela yang sama-sama terkena sanksi internasional, biasanya memindahkan muatan mereka di Selat Singapura untuk menghindari deteksi.

Risiko tumpahan minyak dan kecelakaan meningkat di sana karena ratusan kapal tambahan, beberapa tanpa perlindungan asuransi, telah bergabung dalam perdagangan gelap itu selama beberapa tahun terakhir.

Aan berjanji bahwa Bakamla, dibantu oleh otoritas lain, akan memperkuat patroli di perairannya. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan sekitar 17.000 pulau.

“Kita harus tegas, tangguh,” katanya. “Harus ada efek jera agar tidak terjadi lagi.”

Pada 2021, Indonesia menyita kapal berbendera Iran dan Panama atas tuduhan serupa. Kapten kedua kapal tersebut dijatuhi hukuman percobaan dua tahun dari pengadilan Indonesia. [voa]

Related Posts

Load More Posts Loading...No More Posts.