HeadlineHukum & KriminalSumatera

Sejumlah WNA China Kabur ke Hutan Saat Polisi Datang, Polisi Dibantu Warga Kejar Pelaku

BATAM – Penangkapan puluhan WNA Tiongkok di Pulau Gontong Kecamatan Belakang Padang, Selasa (5/9) sore mengisahkan aksi heroik dalam perkampungan masyarakat pulau terluar.
Bukan tanpa sebab, penangkapan puluhan WNA itu sempat membuat suasana mencekam. Apalagi saat itu, aparat kepolisian sempat mengeluarkan tembakan peringatan hingga berkali-kali.
Tak hanya itu, saat Polisi tiba dilokasi terjadi aksi kejar-kejaran dengan puluhan WNA. Para WNA berusaha melarikan diri memasuki kawasan hutan.
Menyaksikan itu, warga pulau bahkan turut menbantu Polisi melakukan pengejaran hingga ke dalam hutan.
Hampir tiga jam di dalam hutan, akhirnya sala seorang WNI yang bisa berbahasa Tiongkok pun membujuk mereka turun dan keluar dalam hutan. Upaya negosiasi terus berlangsung, hingga WNA Tiongkok mau turun dan keluar dari dalam hutan.
“Sudah Aman, kalian akan diselamatkan. Kalian akan dipulangkan ke negara asal,” ucap sala seorang WNI dalam bahasa mandarin agar para WNA mau keluar dari dalam hutan saat itu.
Tak lama, beberapa diantara WNA pun mulai keluar dari dalam hutan. Masi dalam suasana mencekam, para WNA itu pun keluar dari dalam hutan, hanya saja melihat aparat kepolisian mereka masih berusaha menjauh.
Sontak, saat itu juga ada dua WNA pria melawan hingga duel dan bergulat dengan Polisi dilokasi.
Polisi pun berusaha menenangkan WNA itu namun dua WNA berlari melompat dari bantaran pantai nyebur ke laut.
Berselang 30 menit kemudian, WNA yang nyebur ke laut akhirnya timbul ke darat hingga akhirnya dapat diamankan.
“Kampung kami dah macam ada perang semalam, tak pernah ada yang begini selama saya tinggal di pulau ini,” ujar seorang warga Pulau Gentong, Amin, Rabu (6/9).
Amin menyaksikan betul kejadian saat itu. Ia turut membantu Polisi mengejar puluhan WNA itu saat masuk ke dalam hutan.
“Heboh kampung kami kemarin,” tambahnya.
Dikatakan dia, saat kejadian berlangsung para warga turut beramai-ramai berkumpul dilokasi.
Setelah puluhan WNA itu turun dari hutan, Amin mengaku merasa bingung. Sebab, satu pun diantara puluhan WNA itu tak ada yang dapat berbahasa Indonesia.
Pemilik rumah tempat puluhan WNA tinggal sementara, Tar, mengatakan baru tiga hari  WNA itu tinggal.
Puluhan WNA tersebut menyewa dua rumah warga yang berdiri diatas pelantar dengan bangunan papan terpancang diatas bantaran pantai.
Hanya saja, Tar mengaku tak mengetahui secara pasti terkait maksud dan tujuan serta identitas puluhan WNA.
Mengurus puluhan WNA untuk tinggal dilokasi, ada dua warga Batam yang melakukan komunikasi dengan Tar.
Dari informasi yang dihimpun, dua WNI yang mengurus puluhan WNA itu berperan memasok makanan para WNA.  (tb)

Related Posts