HeadlineNasionalPolitik

Pengembangan PLTP Kamojang Perlu Terus Ditingkatkan

JAWA BARAT – Letak geografis Indonesia yang berada di kawasan ring of fire, menjadikan Indonesia kaya akan cadangan panas bumi. Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM total potensi energi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 23,7 GW.  Tahun 2030 akan mencapai kapasitas terpasang 5.240-6.219 MW. Apabila terealisasi maka Indonesia akan menjadi negara terbesar di dunia sebagai pengguna tenaga panas bumi dengan sebaran yang cukup merata di tiap-tiap pulau.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menilai bahwa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat perlu terus ditingkatkan. Menurutnya, panas bumi merupakan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Karenanya, pengembangan panas bumi mempunyai peranan penting dalam pengembangan infrastruktur dan perekonomian di wilayah sekitar potensi panas bumi.

“Apalagi kita sekarang turut berbicara adanya kebutuhan mendesak untuk peningkatan energi terbarukan di dalam pembaruan energi kita sehingga geothermal sebagai energi yang bersih itu merupakan memiliki peran penting dalam mengembangkan energi terbarukan kita di masa akan mendatang,” kata Eddy saat memimpin tim kunjungan Kerja Komisi VII ke Bandung, Selasa (04/10/2023).

Dengan ini, melihat potensi geotermal di Indonesia yang sangat besar, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) berencana untuk terus melakukan ekspansi pengembangan panas bumi termasuk di Area Kamojang. Apalagi pemanfaatan panas Bumi sebagai sumber energi terbarukan pembangkit listrik di Indonesia relatif masih rendah.

“Kami sangat antusias agar kita bisa mengelola lebih banyak lagi PLTP yang ada di Indonesia apalagi saat ini potensinya sangat besar dan yang dimanfaatkan baru kurang dari 10% dari potensi yang ada,” ungkap Politisi PAN ini.

Sementara itu, Energi terbarukan semakin menjadi fokus utama dalam upaya mengatasi perubahan iklim global. Salah satu sumber energi terbarukan yang menjanjikan adalah geothermal. Untuk mempercepat pembangunan geothermal, beberapa langkah telah diambil dengan memberikan insentif dan belajar dari pengalaman negara-negara seperti Kenya dan Turki.

“Jadi memang ada beberapa hal yang perlu kemudian diberikan dalam bentuk insentif dalam bentuk regulasi yang bisa mempercepat proses akselerasi dari pembangunan geothermal itu dan kita bisa melakukan studi di negara-negara yang memang sudah mempraktekkan seperti di (Negara) Kenya dan Turki yang berhasil mengembangkan energi terbarukan dalam bentuk geothermal dengan baik,” tutupnya. (gys/aha)

Related Posts

Load More Posts Loading...No More Posts.