MEDAN – Sebuah video viral di media sosial terkait sejumlah pedagang angkringan di kawasan Kesawan Kota Medan digusur petugas Satpol PP Kota Medan.
Terlihat dalam video amatir tersebut terjadi kericuhan antara pedagang dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang berada di lokasi.
Tampak juga, di satu titik lokasi diramaikan oleh para pengunjung yang hadir maupun para pedagang yang berjualan dengan petugas dari Satpol PP. Akibat kericuhan tersebut, arus lalu lintas juga terlihat macet karena para pengendara yang tidak melewati keramaian.
“Hidup lagi cape capenya pedagang angkringan kesawan ditutup paksa sama kepling dan satpol pp,” demikian narasi di dalam video yang beredar tersebut.
Dikatakan salah satu pelaku usaha, Romeo Bucesta, ia telah berjualan selama empat bulan. Menurutnya, penggusuran tersebut terjadi karena adanya pengerjaan proyek.
“Semenjak jalanan di tutup karena pekerjaan PU, jalanan macet. Tapi yang disalahkan kami yang PKL (pedagang kaki lima) ini,” ucapRomeo, Minggu (22/10/2023) malam.
Akibatnya, kericuhan pun terjadi antara pedagang dengan Satpol PP yang berada di lokasi.
“Karena digusur paksa oleh satpol PP, awal penggusuran di mulai dari Jalan Kesawan,” katanya.
Ia juga menceritakan, petugas Satpol PP saat itu menggusur pedagang saat masih ada tamu yang hadir.
Dikatakannya, sebelumnya telah menerima surat pemberitahuan agar gerobak tidak diletakan atau dititipkan ke atas trotoar di Jalan Kesawan tersebut.
“Ada suratnya, cuma pemberitahuan agar gerobak nggak diletakkan atau dititipkan di atas trotoar. Kalau soal jualan masih diperbolehkan sampai dapat arahan dari Pemprov untuk pindah lapak, ini belum ada dapat arahan dari Pemprov sudah main gusur saja,” ujarnya.
Jangan Jadi Penindas
TERKAIT peristiwa tersebut, Romeo berharap agar para petugas tidak terlalu menindas usaha Pedagang Kaki Lima (PKL).
Menurutnya, hal tersebut sama dengan mematikan rejeki para pelaku usaha.
“Harapan kami, jangan terlalu menekan atau menindas usaha PKL lah,. Ini kan sama saja mematikan rezeki orang lain kalau gini caranya. Karena kami ini cuma orang kecil yang bisa buka usaha kecil-kecil di pinggir jalan. Kalau kami orang berduit ya kami juga nggak akan buka usaha pinggir jalan pasti buka warkop atau cafe kan,” harapnya. (*)