TANJUNG ENIM – Mendukung program target Net Zero Emission pada 2060 PT Bukit Asam (PTBA) mulai mengoperasikan kendaraan listrik (electric vehicles) 15 Unit bus listrik yang produksi dalam negeri dari PT Mobil Anak Bangsa Indonesia (MABI) telah tiba dan akan beroperasi Bandarlampung serta di Tanjung Enim (Sumsel).
Dalam keterangan pers Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie menjelaskan, PTBA anggota holding BUMN pertambangan MIND ID mulai mengoperasikan 15 bus listrik, 10 unit untuk antar jemput karyawan dari perumahan di sekitar Tanjung Enim ke lokasi tambang dan 5 unit untuk di Tarahan, Bandarlampung.
“Bus listrik ini merupakan produksi PT Mobil Anak Bangsa Indonesia yang datang secara bertahap pada Oktober-Desember 2022. Penggunaan bus listrik merupakan salah satu langkah PTBA dalam mendukung target Net Zero Emission pada 2060,” katanya, Rabu (7/10).
Menurut Direktur Utama PTBA Arsal Ismail, kehadiran bus ramah lingkungan ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan sejalan dengan visi PTBA untuk menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan.
Arsal Ismail menjelaskan, pengurangan emisi karbon diestimasikan mencapai 16 ton CO2/tahun/bus. Selain itu, penggunaan bus listrik mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) hingga 9.672 liter/tahun/bus.
“Langkah PTBA beralih secara bertahap ke kendaraan berbasis listrik untuk operasional pertambangan merupakan wujud komitmen perusahaan dalam hal dekarbonisasi. Penggunaan kendaraan listrik akan terus ditingkatkan,” kata mantan Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga Tbk.
Selain pengadaan bus listrik, sebelumnya BUMN tambang batu bara ini telah mengganti sejumlah peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik.
Beberapa alat berbasis listrik yang telah digunakan PTBA di antaranya tujuh ekskavator listrik berjenis Shovel PC-3000, 40 dump truck sekelas 100 ton hybrid (Diesel dan Listrik) dan 6 pompa tambang berbasis listrik.
Arsal juga menjelaskan, PTBA menerapkan E-Mining Reporting System, yaitu sistem pelaporan produksi secara real time dan daring sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.
Langkah lainnya yakni penggantian bahan perusak ozon (BPO) seperti penggunaan refrigerant AC yang ramah lingkungan dan penggantian Halon 1211 pada alat pemadam api ringan (APAR).
“Program-program dekarbonisasi ini dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal. Perusahaan telah memiliki roadmap manajemen karbon hingga tahun 2050,” ujar Direktur Utama PTBA. (rls)