SIGLI- Ratusan warga protes di lokasi pengambilan galian c jenis tanah urug di kawasan Linggong Panyang, Kecamatan Keumala, Pidie, Rabu (13/12/2023).
Tanah itu dikeruk menggunakan alat berat untuk Proyek Bendungan Rukoh.
Aksi protes dilancarkan warga berasal dari Kecamatan Tangse, Mane dan Geumpang, Pidie, itu akibat tanah tumpah ke badan jalan nasional.
Oleh karena itu, saat hujan turun, jalan berubah menjadi licin, sehingga warga tidak bisa melintas di jalur tengah tersebut.
Aksi protes warga itu sempat dikawal oleh personel Polres Pidie, akibat terjadi kemacetan kendaraan.
“Warga yang memprotes dengan datang ke lokasi pengambilan galian c di Linggong Panyang berjumlah 100 lebih. Mereka perwakilan L300 dan warga dari tiga kecamatan,” kata anggota DPRK Pidie, Hizbullah, Rabu (13/12/2023).
Ia menyebutkan, warga bersama sopir mobil penumpang L300 memprotes lokasi pengembalian tanah urug, lantaran tanah berceceran di atas badan jalan.
Oleh karena itu, pengguna jalan seperti mobil hingga sepeda motor tidak bisa melintasi jalan berlumpur tersebut.
Warga harus mendorong sepeda motor akibat jalan licin.
“Warga yang melancarkan protes itu agar truk pengangkut tanah urug tidak melintas lewat jalan nasional. Sebab, ada jalan alternatif lain tidak digunakan truk mengangkut tanah ke proyek Bendungan Rukoh,” jelasnya.
Selain itu, kata Hizbullah, warga meminta supaya jalan disiram sehingga tanah tidak melekat di atas badan jalan.
Kemudian harus adanya perawatan jalan, truk membawa galian c harus kering, lubang di atas badan jalan harus ditutupi dan truk yang kosong saat melintas di jalan tidak ugal-ugalan, sehingga membahayakan pengguna jalan.
“Jadi warga telah menyampaikan keluhan kepada pelaksana proyek, hendaknya ditindaklanjuti permintaan warga tersebut,” pungkasnya. (sn)