HeadlinePendidikanSumatera

Wamenag RI Orasi Ilmiah di Wisuda Angkatan III UNIKI Bireuen

BIREUEN – Wakil Menteri Agama Republik Indonesia (Wamenag RI), H Saiful Rahmat Dasuki atau Gus Saiful menyampaikan orasi Ilmiah di wisuda sarjana dan magister angkatan III Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireuen, Provinsi Aceh, Sabtu 13 Januari 2024.

Gus Saiful mengatakan, menjadi sebuah kehormatan bagi dirinya, dan ikut merasa bahagia menyaksikan prosesi wisuda sebagai penanda akhir dari perjalanan akademik sesorang.

“Titian panjang telah dilalui, kerja keras dan komitmen diri, perjuangan dan pengorbanan dari seorang mahasiswa kini telah berbuah manis menjadi sarjana dan magister,” kata Gus Saiful.

Di era revolusi industri 4.0, memaksa perguruan tinggi untuk melakukan penyesuaian, mempersiapkan dan merubah langkah-langkah strategis dalam mengantisipasi perubahan dunia.

“Kini mengarah pada kehidupan serba digital. Aspek kelembagaan, bidang studi, kurikulum, sumber daya, serta pengembangan cyber university, hingga inovasi harus dirumus ulang,” ujar Gus Saiful.

Revolusi industri 4.0 erat kaitannya dengan kreatifitas dan inovasi yang diciptakan oleh sumber daya yang berkualitas. Perguruan Tinggi harus berperan aktif untuk memproduksi manusia-manusia yang cakap guna menjawab tantangan kemajuan teknologi dan persaingan dunia kerja.

“Kualitas lulusan perguruan tinggi yang berdaya dan responsif serta memiliki jiwa entrepreneur menjadi taruhan. Perguruan tinggi harus berorientasi kepada kualitas dan bukan hanya mengejar kuantitas,” katanya.

Di abad ini, kata Gus Saiful, PT tidak hanya dituntut untuk melahirkan lulusan sumber daya manusia (SDM) tidak hanya pada hard skills semata, utamanya adalah soft skills.

Soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) untuk kerja secara maksimal.

Ada banyak keterampilan dibutuhkan dalam pendidikan abad 21 seperti, creativity, critical thingking, problem solving, communication, collaboration, team-working, leadership, digital literacy, emotional intelligence, entrepreneurship, global citizenship.

“Banyak survey menyebutkan kesuksesan seseorang di dalam dunia kerja, bukan ditentukan faktor kemampuan akademisnya saja, bukan pula karena kemampuan teknikal atau hard skillsnya,” ujar Gus Saiful.

Menjadi sarjana, adalah impian bagi banyak orang. Bukan semata-mata panggilan intelektual, tetapi juga panggilan moral dan sosial, sebagai sarana untuk memberdayakan diri dan juga menajamkan perannya di tengah masyarakat.

Menjadi intelektual hakikatnya adalah menjadi rantai penghubung (sanad keilmuan) antara generasi masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Ilmu pengetahuan harus senantiasa diwariskan, melalui pendidikan yang terus menerus, untuk membentuk peradaban kemanusiaan.

Ujung dari pemilik ilmu pengetahuan adalah manusia yang tercerahkan yang berbalut kesalehan. Manusia baru yang mempunyai tanggungjawab sosial, ketrampilan melakukan perubahan dan juga profil manusia yang mampu menghadirkan makna kehidupan yaitu kemanfaatan, kesejahteraan dan kebahagiaan.

Wisuda bukan akhir perjalanan meraih ilmu pengetahuan. Tetapi titik awal dari gerbang mengarungi universitas kehidupan, keberhasilan perguruan tinggi, bukan hanya ditentukan berapa ribu telah mencetak sarjana. Tetapi berapa banyak mencetak orang-orang mempunyai tanggungjawab sosial dan menebarkan kemanfaatan (khairun naas anfa’uhum linnas).

Tugas UNIKI Bireuen adalah mencetak intelektual yang mau turun memahami problem-problem keumatan. Bukan intelektual yang berada di menara gading.

“Ilmu yang pelajari di kampus ini, harus digunakan untuk ikut serta menyelesaikan problemproblem di masyarakat, sebagai cermin keulamaan dan kecendekian,” ujar Gus Saiful.

Diharapkan juga, di tengah maraknya faham intoleransi dan radikalisme, kehadiran alumni perguruan tinggi menjadi penting. Alumni UNIKI Aceh harus merawat keberagamaan sebagai sunatullah, membingkai keragaman untuk menjaga kerukunan.

“Keragaman dan kemajemukan adalah karunia Tuhan sebagai keunggulan Indonesia,” kata Gus Saiful. (ae)

Related Posts