ACEH BESAR – Sebanyak 21 mahasiswa dari Tim Desa Energi Berdikari Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil melaksanakan program pengabdian masyarakat di Pulo Aceh, Aceh Besar.
Kegiatan yang didanai oleh Pertamina Foundation ini berlangsung selama empat hari, dimulai Sabtu (20/01) dan berakhir Selasa (23/01) ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan memberikan solusi energi berkelanjutan.
Kolaborasi antara Pertamina Foundation dan Universitas Syiah Kuala melalui Program Desa Energi Berdikari telah menciptakan dampak positif di Desa Lampuyang, Kecamatan Pulo Aceh.
Proses implementasi program ini melibatkan peran penting para penerima beasiswa Sobat Bumi Pertamina Foundation angkatan ke-10 (PFS 10), yang telah melewati proses penggemblengan intensif.
Dibimbing oleh Prof Dr Ir Ahmad Syuhada, MSc tim mahasiswa multidisiplin dari berbagai fakultas dan program studi menyusun proposal berjudul “Pemberdayaan Nelayan Pulo Aceh melalui Sarana Pengisian Baterai Penerangan untuk Penangkapan Ikan dengan Tenaga Surya.
” Program ini difokuskan untuk memberdayakan nelayan Pulo Aceh, khususnya di Desa Lampuyang, mengatasi kendala penerangan saat melaut pada malam hari. Pertamina Foundation, sebuah yayasan nirlaba yang dibentuk oleh PT Pertamina (Persero) dalam rangka mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), telah menjalin kolaborasi sukses dengan Universitas Syiah Kuala. Kampus ini menjadi mitra utama Pertamina Foundation yang berhasil mendapatkan pendanaan, bahkan mengungguli puluhan perguruan tinggi lain di seluruh Indonesia. Fathia Zahira,
Koordinator Desa Energi Berdikari USK, menjelaskan bahwa problematika penerangan saat nelayan melaut, terutama pada malam hari, menjadi dasar bagi program ini. Dengan menghadirkan solusi berupa sarana pengisian baterai penerangan menggunakan tenaga surya, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan efisiensi dalam aktivitas penangkapan ikan para nelayan. Melalui program ini, kata Fathia Desa Energi Berdikari menjawab permasalahan tersebut dengan menyediakan PLTS sebagai sarana pengisian aki untuk penerangan nelayan.
Panel Surya dipilih sebagai sumber konversi energi, sebab matahari sendiri termasuk sebagai sumber energi hijau yang minim emisi, berbeda dengan sumber energi konvensional lainnya.
“Kolaborasi antara Pertamina Foundation dan Universitas Syiah Kuala melalui Program Desa Energi Berdikari tidak hanya menciptakan inovasi teknologi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal. Semoga keberhasilan program ini dapat menjadi inspirasi bagi kolaborasi serupa di berbagai daerah di Indonesia,” ungkap Fathia.
Lebih lanjut, Fathia menjelaskan bahwa selama empat hari pelaksanaan, tim Desa Energi Berdikari USK tidak hanya fokus pada instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Mereka juga melibatkan diri dalam sub-program sosial, seperti sosialisasi kesehatan untuk ibu-ibu di sekitar Desa Lampuyang, edukasi semangat kuliah bagi siswa SMA setempat, dan aksi beach clean up melibatkan siswa dari SD Negeri Lampuyang dan SMA Negeri 2 Pulo Aceh.
“Dengan melibatkan masyarakat secara menyeluruh, mereka berhasil menciptakan dampak positif yang lebih luas di Pulo Aceh. Semoga langkah-langkah seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi upaya pemberdayaan masyarakat di berbagai daerah,” harapnya.
Lebih jauh, mahasiswa dari Program Studi Teknik Kimia ini juga mengapresiasi dedikasi luar biasa para penerima Beasiswa Sobat Bumi angkatan ke-10. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Universitas Syiah Kuala atas dukungannya, serta kepada para stakeholder yang turut berperan dalam kesuksesan program ini.
“Saya sungguh berterima kasih kepada teman-teman awardee yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya selama tiga bulan belakangan, lebih-lebih lagi dalam empat hari terakhir. Dedikasi mereka sungguh luar biasa dan telah menjadi pilar keberhasilan program ini,” ujar Fathia dengan rasa bangga.
“Kami berharap, dengan adanya kerja sama dan dukungan ini, program Desa Energi Berdikari dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang berkelanjutan bagi masyarakat yang membutuhkan,” tutup Fathia dengan penuh semangat.
Sementara itu, Jamaluddin, SE selaku Camat Pulo Aceh, memberikan apresiasi tinggi terhadap kehadiran Program Desa Energi Berdikari di kecamatan tersebut. Ia turut mengungkapkan harapannya akan keberlanjutan dan peningkatan manfaat yang diperoleh masyarakat dari program-program semacam ini di masa mendatang.
Dalam keterangannya, Jamaluddin menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan dan sumbangsih Universitas Syiah Kuala (USK) dan Pertamina dengan menginisiasi program ini. Ia menilai bahwa kontribusi tersebut telah memberikan dampak positif bagi lapisan masyarakat Pulo Aceh.
“Kami selaku camat serta mewakili seluruh lapisan masyarakat Pulo Aceh mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan dan sumbangsih USK dan Pertamina dengan program ini. Semoga ke depannya akan ada desa-desa lain yang diberdayakan demi mewujudkan keberlanjutan energi yang mandiri,” pungkasnya dengan antusias.(an)