TAKENGON – Pimpinan Aliansi Masyarakat Gayo, Gilang Ken Tawar, menyatakan prihatin melihat ulah seorang oknum dosen Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon, Aceh Tengah, yang terus mengacaukan suasana. Ulah oknum berinisial Sy itu diperkirakan ingin menggagalkan acara wisuda.
Sebagai bagian dari masyarakat Gayo, Presiden Gayo Leader’s Club ini merasa berkepentingan menyelamatkan UGP dari ulah nakal oknum-oknum yang kurang bertanggung jawab. Karena itu, aktivis LSM ini menyesalkan pernyataan Sy yang disebut-sebut merupakan Ketua Forum Dosen UGP yang membuat provokasi melalui sebuah media online.
Melalui media tersebut, kata dia, oknum dosen ini menyerukan agar para dosen dan mahasiswa tidak menanggapi seruan yang disampaikan oleh pimpinan universitas. “Ini kan aneh. Masa seruan yang bertujuan positif ditentang,” ujarnya.
Seperti diketahui, Rektor UGP Eliyin menyampaikan himbauan agar civitas akademika PTS tersebut tetap menjalankan tugas sesuai tupoksi masing-masing. Seruan itu disampaikan agar seluruh kegiatan tetap berjalan normal, termasuk persiapan acara wisuda tanggal 4 Februari 2024.
Dalam pernyataannya, Rektor UGP mengatakan, bahwa Yayasan Gajah Putih merupakan Badan Penyelenggara (BP) Universitas Gajah Putih. Karena itu, kekisruhan atau permasalahan suksesi di yayasan tidak berimbas pada pelaksanaan tugas-tugas universitas, seperti kegiatan wisuda yang sudah ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa dan masyarakat.
Karena itu, sebagai pimpinan universitas, Eliyin mengajak insan akademik yang jumlahnya kurang-lebih 176 orang dan para mahasiswa untuk dapat tetap menjalankan tupoksi masing-masing dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. “Jangan terganggu dengan adanya kisruh di yayasan,” pintanya.
Di lain pihak, dengan mengatasnamakan forum dosen, Sy bukannya menyambut baik seruan tersebut. Melalui sebuah media online, oknum ini malah menyampaikan pernyataan bernada memprovokasi.
Menurut penilaian Gilang, apa yang disampaikan oleh Eliyin sebagai rektor saat ini adalah sesuatu yang benar. Tindakan tersebut menunjukkan kejernihan berpikir seorang pimpinan. “Pak Eliyin bisa bersikap obyektif dan mendudukkan permasalahan sesuai porsi masing-masing. Beliau lebih mementingkan kampus,” ujarnya kepada KabarAktual.id, Senin (29/1/2024) pagi.
Gilang menambahkan, pernyataan ketua forum dosen itu tidak mencerminkan sikap seorang insan intelektual. “Bukan mendinginkan suasana, malah terkesan menghasut,” ucapnya.
Dia balik mempertanyakan, kalau kepemimpinan rektor yang ada sekarang tidak diakui dan dianggap tidak ada, lalu siapa yang memimpin dan bertanggung jawab terhadap jalannya UGP hari ini? “Apakah sebuah universitas bisa disebut universitas tanpa rektor?” tanya Gilang.
Makanya, ia mengingatkan oknum tersebut untuk tidak berpikiran dangkal. Sy diminta untuk bersikap dewasa dan bisa memilah permasalahan pribadi dengan urusan pekerjaan. “Jangan emosional berlebihan,” ucapnya.
Kepada civitas akademika UGP, ia juga menyarankan untuk berpikir jernih dan membuang sikap permusuhan yang tidak beralasan. “Sudahlah. Kembali saja pada tupoksi masing-masing, jangan mengurus sesuatu yang bukan wilayah tugas,” ujar aktivis ini.
Seperti diberitakan media ini sebelumnya, Yayasan Gajah Putih yang menaungi UGP sedang mengalami konflik kepemimpinan setelah jabatan ketua Pembina Mustafa Ali diberhentikan oleh kubu Vimartian Sagara pada Selasa 23 Januari 2024. Dengan terbentuknya susunan Pembina yayasan yang baru, disebut-sebut, rektor UGP yang ada sekarang, yakni Eliyin, akan diberhentikan.
Vimartian Sagara sempat menjelaskan kepada wartawan sebelumnya bahwa pihaknya segera melakukan penyusunan pengurus dan pengawas yayasan. “Pengesahan pengurus dan rektor akan dibahas dalam rapat setelah ini,” ujarnya kepada wartawan, Selasa 23 Januari 2024.(ka)