BANDAR LAMPUNG – Seiring meruyaknya kabar banyak proyek sumur bornya bermasalah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung langsung menurunkan tim evaluasi hasil kerja ke beberapa titik lokasi.
“Sejak hari Jum’at (23/2/2024) lalu, kami sudah menurunkan tim evaluasi hasil kerja proyek sumur bor ke beberapa titik lokasi. Seperti Lampung Timur, Metro, Bandar Lampung, dan Pesawaran,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Lampung, Rudy Syawal Sugiarto, Minggu (25/2/2024) malam, melalui telepon.
Menurutnya, tim evaluasi terhadap hasil kerja proyek sumur bor anggaran tahun 2023 itu, bukan hanya memastikan realisasi di lapangan sesuai ketentuan dalam kontrak, tetapi juga menelaah kemanfaatannya bagi masyarakat sekitar.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, hasil investigasi media ini menemukan fakta adanya beberapa proyek sumur bor kemasan BPBD Lampung tahun anggaran 2023 yang bermasalah. Seperti di Kelurahan Kelapa Tiga Permai, Tanjungkarang Pusat, di Kelurahan Bakung, Telukbetung, Bandar Lampung. Juga di Cilimus, Way Ratai, Pesawaran.
Pada bagian lain keterangannya, Rudy Syawal menyampaikan, dalam kegiatan yang merupakan program Gubernur Arinal Djunaidi, tim evaluasi BPBD Lampung juga melakukan penilaian kelayakan, serta proses pemeliharaan yang dipercayakan kepada masyarakat penerima manfaat. Karena program sumur bor tersebut bersentuhan langsung dan dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar sebagai penerima manfaat.
“Prinsipnya, kami ingin kegiatan sumur bor ini terwujud sebagaimana mestinya dan menjadi produk program yang tepat sasaran,” imbuh Rudy Syawal.
Dijelaskan, salah satu proyek sumur bor yang telah didatangi tim evaluasi BPBD Lampung adalah kegiatan yang ada di Desa Nampirejo, Dusun I Rejo Binangun, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur.
Dengan didampingi kepala dusun setempat, tim BPBD melakukan dialog dengan warga sekitar proyek sumur bor.
Hasilnya? “Karena akibat dampak elnino dan kemarau panjang yang menyebabkan masyarakat kesulitan air, dengan adanya bantuan sumur bor itu, sekarang masyarakat tidak kesulitan mendapatkan air dan dapat mengkonsumsi air bersih serta sehat,” ucap Rudy Syawal, seraya menyatakan terimakasihnya karena telah “dikoreksi” oleh media ini terkait dengan kegiatan pembuatan sumur bor di lembaga yang dipimpinnya.
Selain Lampung Timur, menurut Rudy Syawal, tim evaluasi bentukannya juga mengecek pekerjaan pembangunan sumur bor di Rajabasa, Bandar Lampung.
“Kedatangan tim kami disambut antusias warga masyarakat setempat. Mereka menyampaikan terima kasih atas adanya bantuan sumur bor tersebut. Karena mereka tidak kesulitan lagi dalam memperoleh air bersih. Yang membanggakan, warga sekitar sudah memasang jaringan penyaluran air dari rumah ke rumah,” tuturnya lanjut.
Menurut Rudy Syawal, mengenai pengelolaan, perawatan, serta pembagian air bersih ke warga sekitar lokasi sumur bor, BPBD Lampung menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada warga sebagai penerima manfaat.
Ditambahkan, mayoritas pembuatan sumur bor tahun anggaran 2023 yang diperbantukan untuk masyarakat, telah terealisasi dengan baik, bahkan penggunaannya dikelola langsung oleh masyarakat penerima manfaat.
Mengenai temuan adanya beberapa titik sumur bor yang belum terselesaikan, Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Syawal, menjelaskan, bahwa dalam pelaksanaan pembangunan bantuan sumur bor tersebut, masih dalam proses pemeliharaan.
“Karenanya, saya sudah minta agar dapat dikerjakan secara maksimal sesuai ketentuan, sehingga bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya. (fjr)