BANDAR LAMPUNG – Universitas Lampung (Unila) sedang mempercepat pembangunan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN), yang bertujuan menjadi Rumah Sakit Pendidikan Riset (RSPR) pertama di Pulau Sumatera.
Proyek ini didukung dana pinjaman dari Asia Development Bank (ADB) melalui proyek Higher Education for Technology and Innovation (HETI). RSPTN Unila diharapkan akan diresmikan paling lambat pada tahun 2026.
Manajer Unit Implementasi Proyek (PIU) HETI Unila, Prof. Satria Bangsawan, mengatakan pembangunan RSPTN dan Integrated Research Center (IRC) telah dimulai sejak tahun 2024 dan saat ini sedang fokus pada persiapan peralatan dan pengembangan SDM yang akan mengelola rumah sakit tersebut.
Salah satu keunggulan RSPTN Unila adalah integrasinya dengan pusat riset IRC, yang memungkinkan penelitian langsung dilakukan di tempat.
“RSPTN ini akan menjadi pusat layanan unggulan untuk berbagai penyakit tropis, endokrinologi, geriatri, dan rehabilitasi medis,” ujarnya.
Sekretaris PIU HETI Unila, Intanri Kurniati, juga berharap RSPTN Unila menjadi rumah sakit pendidikan yang berbeda dari rumah sakit swasta, dengan memastikan SDM yang mumpuni.
Dalam pengembangannya, RSPTN Unila ditargetkan akan menjadi rumah sakit tipe C dengan kapasitas 100 tempat tidur pada tahun 2026, dengan rencana berkelanjutan untuk meningkatkan statusnya menjadi rumah sakit tipe B.
“Selain memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, kehadiran RSPTN dan IRC Unila juga diharapkan dapat meningkatkan reputasi Unila sebagai world-class university,” katanya. (*)