HeadlineLampung RayaPendidikan

MPRD Gelar Rakor Matangkan Visi Lampung ‘SMART’ 2045

BANDAR LAMPUNG  –  Majelis Pertimbangan Riset Daerah (MPRD) Provinsi Lampung, Kamis (2/8/2024) siang kemarin menggelar rapat koordinasi (rakor) guna mematangkan Visi Lampung “SMART” 2024 di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Sukarame, Bandar Lampung.

Rakor MPRD dengan moderator Plt Kepala Balitbangda Lampung, Dani Wahyudi, SSTP, MSi, itu dipimpin langsung oleh Ketua MPRD Provinsi Lampung, Prof. Dr. Lusmeilia Afriani (Rektor Unila), dihadiri Wakil Ketua I, Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha (Rektor ITERA), dan Wakil Ketua V, Elvira Umihanni, SP, MT (Kepala Bappeda Lampung).

Rakor MPRD Provinsi Lampung ini diikuti oleh mayoritas pengurus. Seperti dari Komisi 1 MPRD hadir Dr. Ir. Robert Asnawi (BRIN), dan Kabid Inovasi Balitbangda Lampung. Dari Komisi 2 hadir Prof. Admi Syarif (Unila), Prof. Dr. Syopiansyah Jaya Putra (UIN Syarif Hidayatullah), dan Kabid Iptek Balitbangda Lampung.

Sedangkan pengurus Komisi 3 yang hadir dalam Rakor MPRD adalah Dr. dr. Khairu Nisa Berawi, MKes (Unila), Dr. H. Dalman (Unila), Dr. Drs. Agus Mardihartono, MM (Universitas Tulang Bawang), dan Kabid Sosbud Balitbangda Lampung.

Dari Komisi 4 MPRD Provinsi Lampung yang hadir terdiri dari Dr. Ir. Citra Persada, MT (Unila), Dr. Ir. Erwanto, MS (Unila), dan Dr. Yuli Ambawati, SSi, MSi (Unila), dan Kabid Ekonomi Pembangunan Balitbangda Lampung.

Rakor MPRD Provinsi Lampung dengan bahasan khusus mengenai Visi Lampung “SMART” 2045: Sejahtera, Maju, Merata, dan Berkelanjutan, tersebut berlangsung dengan penuh keseriusan. Diampu oleh delapan misi pembangunan daerah, 17 sasaran pokok, dan 45 indikator utama pembangunan.

Juga dimatangkan mengenai Delapan Misi RPJPD Provinsi Lampung, yang meliputi:
a. Transformasi sosial untuk mewujudkan SDM yang unggul, adaptif, dan produktif.
b. Transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
c. Transformasi tata kelola untuk mewujudkan pelayanan publik berkualitas dan merata.
d. Keamanan tangguh, demokrasi substansial, dan stabilitas ekonomi makro daerah.
e. Ketahanan sosial budaya dan ekologi.
f. Pembangunan kewilayahan yang merata dan berkeadilan.
g. Sarana dan prasarana berkualitas dan ramah lingkungan.
h. Kesinambungan pembangunan.
Dalam Rakor MPRD tersebut mengemuka pemikiran bahwa kepala daerah terpilih tidak hanya mengajukan konsep pembangunan dari keinginannya sendiri, tetapi bersinergi dengan perencanaan pusat dan daerah, sehingga capaian pembangunan daerah tepat sasaran. Untuk itu, diperlukan strategi yang efektif dalam menyampaikan RPJPD yang telah dibuat.
Begitu juga menyangkut sektor kesehatan. Hingga saat ini belum ditemukan adanya peta kesehatan berbasis kewilayahan. Padahal, hal tersebut sangat diperlukan, sehingga Lampung Berkarakter bisa dibangun sejak dini dalam mendapatkan standar pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan wilayah.
Sementara, Komisi 1 dalam Rakor MPRD itu menyampaikan, target-target perlu dicermati agar dapat terwujud. Komisi 2 menyampaikan, isu digitalisasi saat ini sangat penting dan tinggi peminatnya. Seperti adanya kawasan perpustakan daerah, dapat dibuatkan perpustakan digital sehingga bisa dimanfaatkan oleh semua warga di Provinsi Lampung. Karena jika perpustakaan telah digitilalisasi, akan semakin luas kebermanfaatannya.
Komisi 3 lebih menyorot pentingnya kepala daerah yang terpilih pada pilkada serentak 27 November 2024 nanti dapat mensinergikan antara perencanaan dari pusat ke daerah.
Sedangkan Komisi 4 menyampaikan penguatan pada beberapa sektor, antara lain: RPJPD yang ada saat ini sudah tersusun dengan baik.
Dan terkait dengan pola pergerakan manusia saat ini sudah sangat tinggi (mencapai kurang lebih 17 juta manusia), maka Provinsi Lampung perlu bersinergi dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), selain tetap berupaya maksimal menggaet wisatawan nusantara (wisnu).
Selain itu adanya pergesaran destinasi wisata di Lampung, dimana yang dulu hanya Gunung Krakatau dan TNWK, sekarang sudah bergerser ke ekonomi biru. Karenanya, destinasi wisatawan lokal perlu menjadi perhatian agar pariwisata di ekonomi biru capaiannya dapat terus meningkat. (fjr)

Related Posts

Load More Posts Loading...No More Posts.