BANDAR LAMPUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung, Provinsi Lampung menyebutkan monitoring lubang resapan biopori dan penanaman pohon yang dilakukan bersama Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) merupakan bentuk aksi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Monitoring lubang resapan biopori sebanyak 23.500 serta dan penanaman pohon ini dalam rangkaian memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2025. Hal ini jadi aksi nyata kami dalam menjaga lingkungan di kota ini,” kata Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana di Bandarlampung, Minggu.
Khusus aksi bersama ini diharapkan mampu dalam mengurangi risiko banjir dan meningkatkan kualitas air tanah di wilayah Bandarlampung. Terlebih musim hujan saat ini semakin singkat dan kemarau yang semakin panjang sangat mempengaruhi kondisi alam.
“Sementara kebutuhan air bersih terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk di Kota Bandarlampung memiliki kerentanan tinggi terhadap dampak perubahan iklim, termasuk ancaman banjir rob di wilayah pesisir dan perubahan pola curah hujan yang semakin tidak menentu,” kata dia.
Wali kota menyebut pentingnya peran dari semua pihak-pihak terkait dalam menjaga keseimbangan alam untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Tentunya kami mengapresiasi kontribusi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN RIL yang telah mempelopori pelaksanaan program ini sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah lingkungan yang semakin kompleks, seperti banjir, krisis air bersih, dan perubahan iklim,” kata dia.
Dia mengatakan pembangunan berkelanjutan di Kota Bandarlampung tidak bisa dipisahkan dari pelestarian lingkungan. HKAN bukan sekadar seremonial, melainkan momentum untuk refleksi dan aksi nyata menjaga keseimbangan alam.
“Secara geografis, sebagian wilayah Bandarlampung berada di pesisir yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, termasuk banjir rob. Selain itu, perubahan pola curah hujan dan musim ekstrem menjadi tantangan tambahan yang berdampak langsung terhadap ketersediaan air,” kata dia.
Di sisi lain, ia mengatakan kebutuhan air bersih terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk. Namun, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau menghadapi kendala keterbatasan sumber air baku.
“Untuk itu diperlukan langkah strategis menjaga kuantitas, kualitas, dan kontinuitas produksi air, agar tetap bisa berfungsi secara optimal sebagai sumber air,” kata dia.
Ia mengatakan dengan kegiatan itu diharapkan mahasiswa dan pihak universitas di Bandarlampung khususnya tidak hanya menjadi pelaku pendidikan, tetapi juga agen perubahan yang mampu mewarnai pembangunan daerah.
“Saya sangat mengapresiasi peran aktif mahasiswa. Semoga kolaborasi ini terus berlanjut. Pelestarian alam adalah tanggung jawab bersama,” katanya.(an)

















