BANDAR LAMPUNG – Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Pertanian Komisariat Universitas Lampung menjadi titik awal pembentukan kader Aswaja yang berwawasan ke-Indonesiaan, melalui kegiatan kaderisasi formal yang dilaksanakan pada Sabtu, 20 Desember 2025, pukul 17.00 WIB, bertempat di Villa Berlian, Kemiling, Bandar Lampung.
Kegiatan MAPABA ini dirancang sebagai gerbang awal kaderisasi PMII untuk membentuk kader yang berideologi Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja), memiliki kesadaran kebangsaan, serta kepekaan sosial terhadap realitas masyarakat.
Pembukaan kegiatan diawali dengan sambutan Ketua Pelaksana MAPABA, yang menyampaikan bahwa MAPABA bukan sekadar agenda seremonial, melainkan ruang awal pembentukan karakter kader PMII yang siap berproses secara ideologis dan organisatoris.
Selanjutnya, Ketua Rayon PMII Pertanian, Dimas Adea Putra, menegaskan bahwa MAPABA harus dimaknai sebagai proses ideologisasi awal bagi kader PMII.
“MAPABA adalah gerbang pembentukan kesadaran kader. Di sinilah nilai Aswaja, ke-PMII-an, dan komitmen kebangsaan mulai ditanamkan sebagai fondasi perjuangan kader di masa depan,” tegasnya.
Kegiatan MAPABA secara resmi dibuka oleh Ketua II Bidang Eksternal PMII Komisariat Universitas Lampung, Febri Setiawan. Dalam statemennya, ia menekankan tanggung jawab historis PMII dalam menjaga keseimbangan antara nilai keislaman dan keindonesiaan.
“PMII harus terus melahirkan kader yang berpikir kritis, bersikap moderat, dan memiliki komitmen kuat terhadap NKRI. MAPABA adalah ruang strategis untuk menanamkan kesadaran itu sejak awal,” ujarnya.
MAPABA PMII Rayon Pertanian tahun ini mengusung tema “Optimalisasi Semangat Keorganisasian Mahasiswa Berbasis Aswaja dan Wawasan Ke-Indonesiaan”, yang menjadi landasan nilai dalam seluruh rangkaian kaderisasi. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta MAPABA bersama kader PMII Rayon Pertanian.
Melalui pelaksanaan MAPABA ini, PMII Rayon Pertanian Universitas Lampung menegaskan komitmennya dalam menghadirkan kaderisasi yang ideologis, inklusif, dan kontekstual, sebagai bagian dari ikhtiar mencetak kader yang berilmu, berakhlak, dan berkhidmat bagi umat, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (*)
