BANDAR LAMPUNG – Pemerintah Kota Bandarlampung optimistis mampu mencapai target prevalensi stunting di bawah 10 persen pada 2024.
“Dengan kerja keras semua pihak terkait tentunya target 10 persen angka prevalensi stunting di 2024 bisa tercapai,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Kelurga Berencana (PPKB) Santi Sundari, di Bandarlampung, Jumat.
Menurutnya, hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil mengingat pada 2022 angka prevalensi stunting di Bandarlampung menurun menjadi 11,1 persen berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).
“Tahun ini angka prevalensi menurun 8,3 persen dari tahun sebelumnya di 2021 yang berada di angka 19,4 persen, tentu kami bersyukur dan akan terus memaksimalkan kinerja guna mencapai angka 10 persen atau di bawahnya,” kata dia.
Terlebih, lanjut dia, Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana juga konsen dalam masalah ini, dan telah memberikan dukungan penuh guna menurunkan angka stunting di kota ini.
“Meski kasus stunting di Bandarlampung memang tidak banyak atau rendah tapi kami terus melakukan upaya pencegahan, seperti memberikan tablet penambah darah dan mempersiapkan 5.000 hari pertama kelahiran dari remaja putri,” katanya.
Kemudian, ia juga mengatakan bahwa selalu memantau kondisi dari ibu hamil, bayi dan balita serta anak-anak melalui posyandu yang ada di kota ini, sehingga apabila ada yang berpotensi stunting akan segera ditangani.
“Di posyandu kami selalu mengecek kondisi ibu hamil, balita, bayi dan anak-anak apakah mereka berpotensi terkena stunting atau tidak. Caranya kalau ibu hamil lingkar atas normal atau status gizi seperti apa berat badannya sesuai tidak dengan kehamilannya. Lalu kalau bayi dan balita kami cek berat badan dan tingginya setiap bulan,” kata dia. (an)