HeadlineLampung RayaPendidikan

Abdul Aziz, Wisudawan Terbaik UIN RIL Periode II Tahun 2025

BANDAR LAMPUNG – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung kembali menggelar prosesi wisuda periode II tahun 2025 pada Senin, 01 Juli 2025. Pada momen sakral ini, ada 1.100 mahasiswa dari jenjang Sarjana (S1), Magister (S2), hingga Doktor (S3) resmi dikukuhkan sebagai alumni.

Di antara ribuan lulusan tersebut, Abdul Aziz, mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), angkatan 2020 dinobatkan sebagai wisudawan terbaik tingkat universitas dengan predikat Summa Cumlaude dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna, yakni 3,94.

Capaian gemilang ini tentu tidak diraih secara instan. Selama masa studinya, Abdul Aziz dikenal sebagai pribadi yang aktif, berdedikasi tinggi, serta memiliki semangat belajar yang luar biasa. Tak hanya unggul secara akademik, ia juga aktif dalam kegiatan organisasi yang mendukung pengembangan softskill dan kemampuan komunikasi publiknya yang baik, erat dengan bidang ilmunya.

Pada 2022, Aziz terpilih sebagai finalis Duta Bahasa Provinsi Lampung. Ia menjadi satu-satunya perwakilan dari UIN Raden Intan Lampung.

Setahun kemudian, ia terpilih menjadi salah satu delegasi mahasiswa dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional ke Negara Thailand. Ini merupakan sebuah pengalaman yang ia anggap sebagai wadah untuk mengimplementasikan langsung ilmu-ilmunya di kancah Internasional.

Sepulang dari Thailand, Aziz mendapatkan kesempatan magang di Dinas Komunikasi dan Informatika Lampung Selatan sebagai Tenaga Ahli Konten Kreatif. Tak butuh waktu lama, setelah dua bulan magang, ia langsung direkrut sebagai karyawan tetap dan telah bekerja di sana selama lebih dari 1,6 tahun hingga kini.

Bekerja dan Selesaikan Sripsi

Sambil bekerja, Aziz tetap fokus menyelesaikan tugas akhirnya. Ia harus menempuh jarak 60KM dari tempat kerja ke kampus, yang memakan waktu sekitar 1 jam 45 menit setiap kali bimbingan skripsi. Untungnya, ia dikelilingi lingkungan kerja yang supportif, yang memungkinkannya mengambil cuti satu hari dalam seminggu setiap Rabu atau Kamis khusus untuk konsultasi akademik.

Meski begitu, perjalanan menyelesaikan skripsi bukanlah hal yang mudah. Ia harus berhadapan dengan jam kerja yang tidak menentu, ia harus menyelesaikan revisi skripsi dengan waktu penyelesaian yang telah ditentukan. Tak jarang, malam hari sepulang kerja, ia masih harus membuka laptop dan melanjutkan penulisan skripsi.

“Nyatanya memang harus menikmati proses tersebut. Walaupun terkadang menulis skripsi sambil menangis. Malam-malam, pulang kerja harus buka laptop. Bolak-balik kerja dan bimbingan, hujan panas tetap ditrabas,” ungkapnya.

Topik Skripsi

Skripsi Abdul Aziz lahir dari keresahannya akan rendahnya literasi budaya di Provinsi Lampung. Ia mengangkat tema tentang komunikasi organisasi dalam meningkatkan literasi kebudayaan, dengan studi pada Ikatan Duta Bahasa Provinsi Lampung. Topik ini sejalan dengan pengalaman organisasinya dan menunjukkan kepeduliannya terhadap pelestarian nilai-nilai budaya lokal melalui pendekatan komunikasi.

Gaya Belajar

Aktif menjadi seorang mahasiswa dengan padatnya kegiatan, Abdul Aziz selalu berusaha dengan baik mempertahankan dan meningkatkan nilai yang ia miliki. Nilai IPK yang ia raih pada angka 3,94 ini menjadi saksi perjuangan belajarnya selama 4 tahun berkuliah.

Gaya belajar yang ia gunakan bukan belajar Sistem Kebut Semalam (SKS). Namun, ia cicil dari jauh-jauh hari. Karena ia mengakui bahwa sangat sulit untuk menghapal sesuatu. Karena kekurangan ini ia memilih strategi dengan belajar memahami dan mempraktekkan ilmu dengan berani secara otodidak di luar kampus.

“Saya adalah tipe orang yang sulit dalam menghapal, jadi saya belajar dengan cara memahami. Kemudian jika prakteknya tidak dilakukan di kampus, saya mencoba praktekkan di luar,” tuturnya.

Motivasi

Di tengah kesibukan kerja dan tugas akademik, motivasi terbesar Aziz datang dari kedua orangtuanya. Meski tak pernah menuntut anaknya untuk lulus cepat atau tepat waktu, dukungan moral dari mereka menjadi dorongan kuat baginya untuk menyelesaikan studi sebaik mungkin.

“Ketika saya lelah, saya ingat orang tua saya lebih lelah dari saya. Maka wajib bagi saya menyelesaikan kuliah ini sebaik dan secepat yang saya bisa,” ujarnya dengan penuh rasa syukur.

Predikat sebagai wisudawan terbaik UIN RIL adalah pencapaian yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Namun di saat yang bersamaan, Aziz merasa sangat bersyukur setelah semua suka duka yang ia lalui.

Rencana Masa Depan

Ke depan, jika ada kesempatan, Aziz berencana menimba ilmu dan meniti karir di luar negeri untuk memperluas wawasan dan pengalaman. Ia ingin belajar banyak hal baru dari berbagai wilayah, dengan harapan suatu hari nanti bisa kembali dan mengabdi di tanah kelahirannya.

Perjalanan Abdul Aziz adalah cerminan nyata bahwa ketekunan, semangat, dan konsistensi akan membuahkan hasil luar biasa. Prestasinya tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi dan keluarga, tetapi juga turut mengharumkan nama Program Studi KPI dan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi di tingkat universitas.Abdul Aziz telah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang, melainkan batu loncatan menuju pencapaian yang lebih tinggi.

Rep: Trian Dara Ega F dan Salsabilla Nabilla A

(An/NF)

Related Posts

Load More Posts Loading...No More Posts.