BANDAR LAMPUNG – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersilahturahmi bersama DPP Lampung Sai. Pertemuan itu berlangsung di kediaman Ketum DPP Lampung Sai sekaligus mantan Gubernur Lampung, Komjen Pol (Purn) Sjachroedin ZP di Jl Kacapiring, Pakiskawat, Bandar Lampung, Selasa (17/1/2023).
Ajang silahturahmi tersebut turut dihadiri Anggota DPR RI Teuku Riefki Harsya, Zulkifli Anwar, dan Marwan Cik Asan. Termasuk Bupati Way Kanan Raden Adipati Surya, Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Lampung Edy Irawan dan sejumlah tokoh lainnya.
“Saya ingin menyapa para tokoh dan berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam Lampung Sai,” ujar AHY dalam pertemuan tersebut.
Selama perjalanan menuju Provinsi Lampung, AHY menyampaikan, sang istri Anisa Pohon sempat mengutarakan maksud dan tujuan undangan pertemuan AHY dengan Sjachroedin ZP, notabene merupakan politisi sekaligus kader PDI Perjuangan.
Ia menjawab, bahwa sang ayah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Sjachroedin ZP, keduanya merupakan contoh senior amat luar biasa. Itu meski sekalipun memiliki latarbelakang partai berbeda.
“Beliau ini (Sjachroedin) tiga tahun di atas ayah saya. Persahabatan mereka memberikan banyak contoh luar biasa dan tetap saling mendukung dan menghormati,” ucap AHY.
Lebih lanjut dikatakan putra sulung Presiden RI ke-6 tersebut, pasca Sjachroedin purnatugas di instansi kepolisian dan menjadi Gubernur Lampung. Lalu SBY berhasil terpilih sebagai Presiden, keduanya tetap intens menjalin diskusi.
“Mereka banyak berdiskusi mengenai kemajuan daerah. Salah satunya pembangunan Itera (Institut Teknologi Sumatera),” kenang AHY.
Persahabatan dua jenderal itu, disebut-sebut hingga kini masih terjalin. Seperti 2017 silam, kala dirinya gagal dalam pencalonan sebagai Gubernur DKI dan berlibur ke Eropa, yang salah satunya ke Negara Kroasia mendapat sambutan hangat Sjachroedin ZP merupakan duta besar bagi Indonesia.
“Kami sekeluarga disambut hangat sekali bersama KBRI. Sampai disiapkan nasi goreng buatan Indonesia. Jadi saya merasakan getaran hari ini, terimakasih Pak Sjachroedin,” lanjut pria usia 44 tahun tersebut.
Menanggapi sederet kenangan tersebut, Sjachroedin ZP mengatakan, perbedaan warna bendera itu biasa. Warna merah, kuning, putih, biru hitam itu biasa, yang perlu dijaga adalah persatuan dan kesatuan.
“Saya bilang ke Pak SBY, yang jenderal cukup kita pak, anak kita biarin aja. Karena Agus ini sungguh berat untuk bisa di atas bapaknya, bisa terseok-seok. Tapi mudah-mudahan dengan berbagai dukungan tidak ada yang mustahil. Terima kasih Agus, salam hormat untuk pak SBY,” tandas dia.(it)