JAKARTA – Memperingati 27 tahun reformasi 98 yang akan jatuh pada Rabu, 21/5 aktivis lintas generasi akan menyelenggarakan sarasehan. Sarasehan bertema Dari Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi.
Selama 27 tahun setelah reformasi dinamika politik nasional khususnya kehidupan demokrasi dan perekonomian mengalami naik turun. Tuntutan 27 tahun lalu “turunkan harga” masih relevan hari ini mengingat perekonomian nasional belum mampu menekan harga-harga serendah mungkin akibat paradigma ekonomi liberal sehingga tata kelola ekonomi dikuasai mafia. Khalid Zabidi, Aktivis 98 ITB menegaskan hal ini,
“Salah satu tuntutan kami dulu tahun 1998 adalah “turunkan harga” nampaknya hingga kini, 27 tahun berlalu, tuntutan itu masih relevan, liberalisasi pasar memunculkan mafia tata kelola ekonomi yang mengakar ” ujar Khalid yang juga fasilitator sarasehan.
Presiden Prabowo setelah dilantik Oktober 2024 lalu telah melahirkan beberapa kebijakan yang hendak mengembalikan perekonomian nasional kembali kepada ekonomi konstitusi. Dimana negara menguasai aset-aset strategis bangsa untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan bersama bukan hanya dinikmati segelintir orang saja serta menjaga kekayaan negara mengalir keluar tidak di nikmati rakyat Indonesia.
Khalid meneruskan,
“Kita mesti mengawal agenda nasional yang di bawa Presiden Prabowo, mengembalikan arah ekonomi nasional kepada ekonomi konstitusi, penguasaan negara atas kekayaan bangsa, digunakan sepenuhnya oleh anak bangsa untuk menghapus praktek ekonomi liberal, kepenguasan hanya di segelintir orang dan mengalirnya kekayaan negara keluar,” pungkas Khalid Zabidi.
Demokrasi ekonomi menjadi kata kunci yang penting untuk mengembalikan arah ekonomi sesuai konstitusi, negara turut serta menjaga arah paradigmatik perekonomian nasional dan menguasai kekayaan strategis bangsa untuk sepenuhnya kepentingan bersama. (*)