SIGLI- Banjir merendam 13 kecamatan di Kabupaten Pidie, Sabtu (23/11/2024). Curah hujan yang tinggi sejak Sabtu malam menyebabkan tiga sungai meluap, yakni Sungai Krueng Tiro, Baro Raya dan Krueng Teukah. Akibatnya, banjir menggenangi rumah penduduk, sarana ibadah, sarana pendidikan, areal tambak dan areal persawahan.
Pantauan Serambi, Sabtu (23/11/2024), di Kecamatan Kembang Tanjong, sejumlah titik jalan provinsi Sigli-Kembang Tanjong terendam banjir membuat pengguna jalan susah melintas. Selain itu, banjir juga merendam ruas jalan kabupaten menuju Gampong Meuraksa dan Bentayan, Kecamatan Kembang Tanjong. Areal persawahan di Kembang Tanjong berubah bak lautan. Satu masjid di Kuta Baro dan KUA di Kecamatan Kembang Tanjong ikut terendam.
Kalak BPBD Pidie, Muhammad Rabiul, Sabtu (23/11/2024) mengatakan, berdasarkan data yang diperolehnya, adanya 13 kecamatan dilanda banjir luapan. Yaitu Padang Tiji, Delima, Pidie, Sakti, Tiro/Truseb, Mutiara Timur, Glumpang Tiga, Kembang Tanjong, Peukan Baro, Mutiara, Keumala, Kota Sigli dan Glumpang Baro.
Ia menyebutkan, empat gampong yang berdampak banjir di Kecamatan Kembang Tanjong, yaitu Meuraksa, Gampong Blang Meunasah Mesjid, Blang Cut dan Meunasah Teungoh. Selajutnya, Gampong Pulo Hagu, Kecamatan Padang Tiji dan Gampong Palong Kecamatan Glumpang Baro, Gampong Dayah Tutong Keulibeut Kecamatan Pidie, Jojo, Kecamatan Mutiara Timur, dan Cumbok Niwa, Kecamatan Sakti.
“Sembilan gampong terkena banjir akibat luapan. Saat ini airnya belum surut. Untuk Gampong Cot Reng dan Cot Teungoh, Kecamatan Pidie, belum dilaporkan,” jelasnya.
Ia menjelaskan, untuk titik pengungsian korban banjir di Gampong Pulo Hagu, Kecamatan Padang Tiji dan Gampong Palong, Kecamatan Glumpang Baro. Sementara Gampong Jojo Meunasah Kumbang, Kecamatan Mutiara Timur. “Di Jojo banjir setinggi pinggang, sehingga warga sempat dievakuasi Tim SAR Pidie menggunakan perahu karet. Saat ini, air di sebagian kecamatan mulai surut. Namun, di DAS masih tinggi,” jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pidie, Yusmadi Kasem SPd MPd, kepada Serambi, Sabtu (23/11/2024) menyebutkan, banjir melanda Pidie ikut merendam sekolah. Seperti sekolah yang terletak di sepanjang aliran DAS Tiro dan Krueng Baro Raya.
Ia menyebutkan, sekolah yang terendam banjir terdiri dari SMPN 1 Mutiara, SMPN 5 Mutiara, SMPN 1 Tiro, SMPN 4 Sakti dan SMPN 1 Delima. Kata Yusmadi, untuk SMPN 4 Sakti, banjir hanya memenuhi halaman sekolah, tidak sempat masuk ke ruang kelas hingga ruang guru.
Menurutnya, SMPN 4 Sakti perlu dilakukan penimbunan halaman sekolah dan perencanaan matang untuk saluran membuang air. Selain itu, kata Yusmadi, SMPN 5 Mutiara yang tinggi tergenang air dan SMPN 3 Sakti, yang air dampak banjir masuk melalui ruang perpustakaan. Banjir itu juga merendam sejumlah Sekolah Dasar, di antaranya SD Kuta Baro, Kecamatan Kembang Tanjong, SDN Ilot, SDN 4 Beureunuen, SDN Dayah Tanoh dan SDN Mesjid Andeu. “Buku pelajaran banyak yang basah di sebagian sekolah. Rata-rata buku tersebut diletakkan dalam ruang perpustakaan,” jelasnya.
Kepala SDN Dayah Tanoh, Rahmad SPdI MSi, mengatakan, aktivitas mengajar lumpuh total di SDN Dayah Tanoh. Banjir menerobos ke ruang perpustakaan, menyebabkan sejumlah buku bacaan basah terendam air. Jumlah murid di SDN Dayah Tanoh mencapai 253 orang dengan sebelas rombel. “Tadi pagi kami bersama dewan guru dan murid membersihkan halaman yang penuh dengan lumpur sisa banjir. Buku yang basah akibat banjir kami pindah ke tempat yang lebih tinggi,” sebutnya.
Kepala Kankemenag Pidie, Abdullah AR SAg MAg, mengungkapkan, banjir juga menyebabkan aktivitas di madrasah lumpuh total. Menurutnya, 15 madrasah harus diliburkan, meliputi MAN 4 Pidie, MAN 7 Pidie, MTS Teupin Raya, MTSN 3 Pidie, MIN 7 Pidie, MIN 12 Pidie, MIN 24 Pidie, MIN 28 Pidie, MIN 31 Pidie, MIN 35 Pidie, MIN 37 Pidie, MIN 44 Pidie, MIN 51 Pidie, MIN 52 Pidie dan MIN 53 Pidie. Selain itu, KUA Kembang Tanjong juga digenangi banjir.
Potensi Hujan Lebat
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda mengeluarkan peringatan dini akan potensi hujan lebat yang dapat disertai angin kencang dan kilatan petir yang melanda hampir seluruh wilayah di Aceh.
Forecaster on Duty, BMKG SIM, Miftahul Jannah, Sabtu (23/11/2024) mengatakan, potensi hujan lebat meliputi Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Aceh Tengah, Aceh Barat, Abdya, Aceh Jaya, Aceh Besar, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Nagan Raya, Bireuen, Bener Meriah, Subulussalam, Simeulue, Pidie, Pidie Jaya, Langsa dan Gayo Lues.
Selain berpotensi terjadi hujan lebat dalam beberapa hari ke depan, ia juga mengimbau agar masyarakat waspada akan potensi bencana hidrometeorologi yang meliputi banjir, tanah longsor dan angin kencang. “Untuk wilayah ini berpotensi terjadi banjir apabila terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan durasi hujannya yang cukup lama,” kata Miftah saat dikonfirmasi.
Dia mengatakan, hal tersebut disebabkan saat ini di wilayah Aceh adanya Gelombang Rossby Ekuatorial di wilayah Aceh. Dimana kata dia, terdapat Bibit Siklon Tropis 96S di Samudera Hindia sebelah Barat Daya Sumatera Barat dan Bibit Siklon Tropis 99B yang menyebabkan adanya belokan angin (shearline) dan konvergensi di wilayah Aceh.
Selain itu, kata Miftah, aktifnya Indian Ocean Dipole (IOD) yang juga menyebabkan suplai uap air dari wilayah Samudera Hindia ke wilayah Indonesia Bagian Barat signifikan (aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia Bagian Barat signifikan). Kondisi anomali suhu muka laut yang hangat di Perairan Utara dan Barat Aceh juga dapat meningkatkan potensi penguapan (penambahan massa uap air). “Beberapa kondisi tersebut dapat berpotensi terhadap pertumbuhan awan hujan di wilayah Aceh dalam beberapa hari ke depan,” ungkapnya.(sn)