BANDAR LAMPUNG – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Lampung mengatakan upaya pemanfaatan nilai tambah pada produk komoditas melalui hilirisasi dapat meningkatkan harga jual produk olahan di Lampung.
“Saat ini memang tengah ditingkatkan kegiatan hilirisasi pengolahan dan UMKM,” ujar Ekonom Senior BI Lampung Tri Setyoningsih, dalam Konferensi Pers Kondisi Fiskal dan Perekonomian Terkini Lampung, di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengatakan upaya untuk memaksimalkan kegiatan hilirisasi pengolahan dan UMKM sangat diperlukan agar produk tersebut mempunyai nilai tambah yang berdaya saing ke depannya.
“Belakang ini memang kita fokus pada permintaan barang dalam negeri, jadi perlu value added (penambahan nilai) pada produk agar meningkatkan nilai jual produk juga,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, pemanfaatan nilai tambah pada produk hilirisasi pengolahan juga akan meningkatkan peluang produk masuk pasar ekspor.
“Ini memang perlu dicarikan solusinya melalui kerjasama penta helix untuk membawa produk hilirisasi bisa masuk ekspor, apalagi kalau dilihat 2023 nanti volatile food akan meningkat,” ucapnya.
Menurut dia, untuk memperkuat produk hilirisasi pengolahan, perlu pula dilakukan perbaikan produktivitas dan menghasilkan produk turunan.
“Contoh dari hilirisasi yang dapat dilakukan yaitu melalui komoditas lada. Disini untuk meningkatkan nilai tambah juga bisa dilakukan dengan menyelenggarakan lomba inovasi produk turunan untuk mendorong tumbuhnya produk inovatif seperti sirup lada,” ujar dia.
Ia melanjutkan perlu juga dilakukan pendampingan dalam pengelolaan kemasan, menjaga kualitas produk dan pendampingan ekspor.
“Hilirisasi pengelolaan komoditas ini akan membantu dalam menjaga perekonomian daerah jadi harus dilakukan secara luas,” tambahnya.(an)