LAMPUNG UTARA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Utara mencatat kekeringan dialami warga banyak berasal dari dalam kota, atau Kotabumi dan sekitarnya. Selain masalah kebakaran, yang banyak terjadi di musim kemarau (el-Nino). Seperti di Kelurahan Kota Alam, Tanjung Harapan dan Tanjung Aman. Data tersebut berdasarkan permintaan bantuan air bersih.
Kebanyakan berasal dari kalangan menengah kebawah, sebab, dipercaya bagi yang mampu tidak mengalami. Pasalnya, telah memiliki persediaan mencukupi, baik itu dengan cara mengebor atau lainnya. Sehingga tak memerlukan asupan air bersih, dari pemerintah.
“Kebanyakan itu dari wilayah perkotaan, Kotabumi dan sekitarnya. Dan rata – rata yang meminta atau membutuhkan, itu berasal dari kalangan menengah kebawah,” ujar Kepala Bidang (Kabid), Kesiapsiagaan BPBD Lampura, Zulkarnaen mewakili Kalak, Nozi Efialis, Jumat, (20/10).
Sementara itu, untuk wilayah di pedesaan dirinya mengklaim telah terpenuhi asupan air bersih. Dengan tersedianya fasilitas penyediaan sumur bor, seperti dalam program Pamsimas atau pengadaan sumur bor desa.
Menurutnya, wilayah pelosok desa melalui Pemdes telah memenuhi kebutuhan air bersih warga, sehingga dinilai tidak menjadi persoalan yang rumit, meski dalam keadaan cuaca kemarau ekstrim. Dengan timbulnya fenomena “Lubang Neraka”, julukan bagi daerah dengan suhu panas diatas rata – rata.
“Kalau dari tupoksinya, itu kita kan sebagai koordinator bencana Daerah. Kalau untuk masalah kekurangan air, pasti kita distribusikan. Tapi kalau soal kebakaran, nanti kita berkoordinasi dengan DPKP,” terangnya.
Pihaknya berharap masyarakat dapat melakukan hal – hal tak menimbulkan terjadinya bencana, khususnya di musim kemarau saat ini. Sebab, tidak jarang bisa terjadi kebakaran.
“Cegah kebakaran sekarang juga, dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan dan memastikan keadaannya telah mati sempurna; tidak menaruh penerangan berapi sembarangan; jauhkan benda – benda yang dapat mengeluarkan api dari anak – anak dan lansia; waspada dan rawat perangkat listrik dan api; melakukan pembinaan dan sosialisasi kebakaran dan lainnya,” timpal Sekretaris DPKP Lampura, Sari Husin.
Sebelumnya, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) mencatat ada enam peristiwa kebakaran terjadi di wilayahnya pada Rabu, 18 Oktober 2023. Keterbatasan armada dan personel jadi kendala pemadaman.
Berdasarkan hasil pengamatan, meningkatnya peristiwa kebakaran di Lampung Utara dipicu oleh kekeringan akibat kemarau panjang tahun 2023. Keterbatasan alat dan personel pemadam juga menjadi kendala di lapangan.
Salah satu kebakaran yang cukup besar dan sulit dipadamkan terjadi di Bonglai, Desa Gunung Besar, Kecamatan Abung Tengah. Sebuah somel kayu milik salah satu warga hangus dilalap si jago merah.
Sekretaris DPKP Lampung Utara, Sari Husin mengatakan karena besarnya api, petugas sempat kesulitan dalam proses pemadaman. Meski sudah dibantu warga dan personel TNI-Polri, api terus membesar hingga akhirnya padam pada Kamis, 19 Oktober 2023 pagi.
“Ya ada enam, salah satunya yang baru dipadamkan pagi ini. Anggota kami masih berada dilapangan,” ujarnya. (*)