HeadlineSumatera

Dinkes Banda Aceh Catat 197 Kasus DBD Sepanjang Januari-Oktober

BANDA ACEH – Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Banda Aceh, Supriyadi, mengatakan pihaknya mencatat 197 kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Banda Aceh sepanjang Januari-Oktober 2023. Kasus terbanyak terjadi pada Januari, yakni 64 kasus.

“Disusul Februari 38 kasus, Maret 21 kasus, April 18 kasus, Mei 10 kasus, Juni 7 kasus, Juli 7 kasus, Agustus 6 kasus, September 12 kasus dan Oktober 14 kasus,” kata Supriyadi, Jumat, 3 November 2023.

Supriyadi menyebutkan pada 2022 kecendrungan kasus DBD meningkat di Oktober, November dan Desember. Terlebih pada saat itu curah hujan di Banda Aceh meningkat.

Terkait dengan cuaca, kata Supriyadi, nyamuk aedes aegypti, nyamuk yang menularkan penyakit ini, berkembang pada suhu 28 sampai 36 derajat celcious. Dia menyebut suhu ini mendukung perkembangbiakan nyamuk.

Berbeda dengan nyamuk lainnya, kata Supriyadi, nyamuk aedes aegypti menetaskan telurnya di air yang jernih. Biasanya di air hujan yang tertampung ditempat-tempat tertentu, baik diluar maupun di dalam rumah menjadi habitat yang disukai nyamuk tersebut.

“Jika setelah hujan banyak tempat-tempat yang menampung air. Maka dalam waktu tiga hari saja sudah menjadi sarang nyamuk,” kata Supriyadi.

Menurut Supriyadi, dalam waktu seminggu satu ekor nyamuk aedes aegypti betina dapat bertelur 100 butir dan seminggu kemudian telur bisa menetas. Sehingga jika  banyak tempat yang bisa menampung air hujan maka akan meningkatkan tempat perindukan nyamuk.

Supriyadi mengatakan untuk penanggulangan DBD bisa dilakukan dengan 3M yakni, menguras, mengubur dan menutup tempat-tempat penampungan air.

“Saat ini yang kita lakukan fogging (pengasapan) jika ada kasus positif DBD,” kata Supriyadi seraya menambahkan Dinkes akan melakukan pelacakan, pemeriksaa  dalam radius 100 meter dan jika ternyata ada warga yang terkena demam serta ditemukan sarang nyamuk, maka akan dilakukan pembasmian. (ajnn)

Related Posts