BANDAR LAMPUNG – Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Lampung menyatakan bahwa kemunculan satwa liar dan dilindungi di Desa Sukaraja, Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran merupakan kucing emas (Catopuma temminicki).
“Kami pastikan satwa liar dan dilindungi yang dijumpai di Desa Sukaraja Kecamatan Gedong Tataan kemarin bukanlah harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) tetapi kucing emas,” ujar Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah saat dihubungi di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan telah dilakukan pencermatan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Seksi Konservasi Wilayah III berdasarkan foto satwa liar yang dikirim oleh masyarakat untuk memastikan bahwa satwa tersebut bukanlah harimau Sumatera melainkan kucing emas.
“Terkait perjumpaan dengan satwa liar tersebut, KPHK Tahura Wan Abdul Rachman telah melakukan ground check ke lokasi untuk memastikan laporan. Serta berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu Seksi Konservasi Wilayah III untuk melakukan penggiringan kembali kucing emas tersebut ke dalam kawasan hutan,” katanya.
Dia menjelaskan kucing emas (Catopuma temminicki) biasa di sebut golden cat atau fire cat, termasuk satwa yang dilindungi dan habitat kucing emas banyak di jumpai di wilayah Sumatera.
“Hewan ini termasuk salah satu hewan yang ikut dikampanyekan untuk dicegah kepunahannya. Ciri utama kucing emas ini adalah hampir seluruh tubuhnya berwarna cokelat keemas-emasan, sesuai dengan namanya kucing emas. Tetapi ada juga yang berwarna abu-abu atau cokelat tua,” ucap dia.
Menurut dia, kucing emas juga merupakan satwa liar dilindungi yang sulit ditangkap, karena memiliki karakteristik yang lincah dan bisa segera menghilang di semak-semak bila merasa terancam.
“Berdasarkan keterangan dari Pengelola Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman pihaknya belum pernah melakukan inventarisasi kembali. Sehingga belum bisa dipastikan asal muasal dari kucing emas tersebut. Ada kemungkinan besar satwa liar tersebut salah satu satwa dilindungi yang ada di Tahura Wan Abdul Rachman seperti halnya kucing batu (Pardofelis marmorata) yang memang ada di dalam kawasan tersebut,” tambahnya. (an)