BANDAR LAMPUNG – Universitas Lampung (Unlla) kembali melahirkan doktor baru di bidang ilmu lingkungan. Dalam ujian terbuka yang dipimpin Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi Prof. Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A.
Rahayu Sulistiowati berhasil mempertahankan disertasinya berjudul “Model Kepuasan Pengunjung sebagai Faktor Pengungkit Kinerja Sumber Daya Manusia Penyedia Jasa Lingkungan Wisata Alam untuk Meningkatkan Minat Kunjungan Ulang: Dasar Pengembangan Kebijakan Publik di Sektor Pariwisata”.
Penelitian Rahayu difokuskan pada sektor ekowisata darat dan laut di Provinsi Lampung, yang saat ini tengah berupaya pulih pascapandemi covid-19. Pariwisata sebagai aset strategis daerah memerlukan pendekatan berbasis bukti dalam mengembangkan kebijakan yang berorientasi pada keberlanjutan dan daya saing.
Melalui pendekatan Model Persamaan Struktural Mediasi (MSEM) dan analisis data menggunakan SmartPLS SEM, penelitian ini menyoroti pentingnya kualitas layanan (SQUAL) dan kepuasan pengunjung (SATISF) sebagai faktor kunci dalam mendorong minat kunjungan ulang ke destinasi wisata.
Hasil penelitian menunjukkan kualitas layanan berkontribusi langsung secara signifikan (p=0,003), sementara kepuasan pengunjung menjadi faktor dengan pengaruh terbesar (p<0,001).
Menariknya, variabel daya tarik objek wisata (ATRC) dan keramahtamahan (HOSPT) tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap minat kunjungan ulang, meskipun keramahtamahan berdampak secara tidak langsung melalui kepuasan pengunjung.
“Temuan ini menjadi pijakan penting bagi pengambil kebijakan di sektor pariwisata, khususnya dalam memperkuat strategi peningkatan kualitas layanan dan pengalaman pengunjung sebagai bagian dari pemulihan sektor ekowisata di Lampung,” ujar Rahayu dalam paparannya.
Ujian terbuka ini juga dihadiri sejumlah akademisi dan praktisi, termasuk salah satu penguji eksternal, Dr. Ir. Hamartoni Ahadis, M.Si., yang juga menjabat sebagai Bupati Lampung Utara.
Keberhasilan Rahayu Sulistiowati dalam meraih gelar doktor tidak hanya menambah jajaran akademisi di bidang ilmu lingkungan, tetapi juga membawa kontribusi nyata dalam pengembangan kebijakan publik berbasis riset, khususnya di sektor pariwisata berkelanjutan. [Riky Fernando]

















