HeadlineSumatera

Festival Masyarakat Adat Aceh di Bireuen

BIREUEN – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, membuka Festival Masyarakat Adat Aceh, di halaman SDN 15 Peudada, di Gampong (Desa) Pinto Rimba, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Minggu 17 Desember 2023.

Hadir Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Alhaytar, Anggota DPR-RI TA Khalid, Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah Fahrizal, Plh Asisten III Setdakab Bireuen Mulyadi, Forkopimda, Muspika.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Wilayah Bireuen, Abdul Hamid, menyampaikan, salah satu kebijakan yang digulirkan pemerintah adalah perhutanan sosial.

Yaitu, system pengelolaan hutan lestari dilaksanakan masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama.

Perhutanan sosial bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, keseimbangan lingkungan, dan dinamika sosial budaya.

“Kita bersyukur Aceh termasuk wilayah yang memiliki hutan adat, keberadaan hutan adat semakin kuat dengan diterbitkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang penetapan status hutan adat dalam wilayah masyarakat Hukum adat kepada 8 masyarakat adat mukim di Aceh,” kata Abdul Hamid.

SK ini merupakan pengakuan dan perlindungan hukum atas keberadaan hutan adat di Aceh, telah dikelola oleh masyarakat adat secara turun temurun, dan memiliki berbagai manfaat bagi masyarakat adat, seperti manfaat ekologis, ekonomi, dan budaya.

Penetapan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat di Aceh, karena masyarakat adat dapat lebih leluasa mengelola hutan adat secara berkelanjutan, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat adat dan lingkungan.

“Kami sangat apresiatif atas penyelenggaraan festival masyarakat adat Aceh, sebagai bentuk rasa syukur atas SK Menteri Lingkungan Hidup itu,” ujar Abdul Hamid.

Festival ini harus menjadi “wahana” pelestarian adat istiadat Aceh, dan jadi ruang publik untuk pembelajaran bagi masyarakat, terus berkiprah lebih baik dalam melestarikan lingkungan dan hutan Aceh sebagai bagian dari paru-paru dunia.

Sementara itu, Plh Asisten III Setda Bireuen, Mulyadi, mengharapkan, mudah-mudahan dengan pelaksanaan festival ini akan dapat menjadi wadah yang mampu melestarikan dan memajukan nilai-nilai adat Aceh.

Ketua panitia pelaksana, Suhaimi Hamid, mengatakan, acara ini di laksanakan pihak Aceh Green bekerjasama dengan pemerintah dan lembaga terkait.

“Festival ini untuk bagaimana kita mengingatkan kembali persoalan adat ini adalah pondasi bangsa yang seharusnya menjadi pegangan bagi kita semua,” kata Suhaimi Hamid.

Ia berharap festival masyarakat adat ini adalah rasa syukur para mukim dalam Kabupaten Bireuen, dan Mukim seluruh Aceh, baru kemarin di serah SK perhutanan sosial yaitu SK hutan adat mukim Aceh.(ae)

Related Posts

Load More Posts Loading...No More Posts.