JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah bersama Kepala Daerah dari seluruh Indonesia.
Saat rapat tersebut, Mendagri memberikan lima instruksi krusial terkait pengendalian inflasi yang harus segera dilaksanakan oleh kepala daerah di seluruh tanah air.
Instruksi tersebut diumumkan dalam suasana rapat yang berlangsung di Sasana Bhakti Praja Kementerian Dalam Negeri RI pada Senin 4 Desember 2023.
Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Safrizal ZA, yang turut hadir dalam rapat koordinasi tersebut, menyampaikan isi instruksi Mendagri.
Menurutnya, Menteri Tito menekankan pentingnya langkah-langkah konkret dalam mengatasi inflasi di daerah yang masih tinggi.
Safrizal ZA menjelaskan kelima instruksi tersebut, yaitu pertama, melaksanakan gerakan tanam; kedua, mendistribusikan bantuan kepada keluarga penerima manfaat dengan tepat sasaran; ketiga, mengampanyekan penggunaan pangan yang tidak boros.
Instruksi selanjutnya adalah melakukan rekonsiliasi data sebagai langkah keempat, dan yang terakhir adalah melaksanakan gerakan stabilisasi pasokan harga pangan.
Safrizal ZA menegaskan bahwa pengendalian inflasi bukan hanya slogan, melainkan membutuhkan tindakan nyata. Oleh karena itu, bersama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), langkah-langkah konkrit akan diambil dengan melakukan pengecekan langsung di lapangan.
Safrizal ZA, yang juga menjabat sebagai Dirjen Bina Adwil Kemendagri, menjelaskan bahwa situasi ini menjadi perhatian bersama, dan penanganan khusus akan dilakukan untuk mengendalikan inflasi.
Faktor-faktor seperti harga beras, transportasi udara, rokok kretek filter, ikan bulat, dan rokok putih, turut menjadi penyebab tingginya tingkat inflasi di Kepulauan Bangka Belitung.
“Inflasi di Babel tertinggi se-Indonesia. Angkanya mencapai 3,8 persen secara year on year. Kami bersama pemangku kepentingan berusaha menekan angka inflasi,” ujar Safrizal.
Pemantauan terhadap harga-harga bahan pokok, seperti beras, gula, minyak goreng, ikan, daging, dan cabai, menjadi fokus dalam upaya menstabilkan inflasi.
Safrizal menggambarkan peningkatan harga cabai rawit sebagai contoh, yang disebabkan oleh berkurangnya pasokan dan tingginya biaya transportasi udara karena cabai rawit dipasok dari Jawa.
Dalam menghadapi situasi ini, Safrizal berkomitmen untuk merumuskan strategi yang efektif dalam menekan angka inflasi.
Jika tidak ada perubahan signifikan yang memengaruhi daya beli masyarakat, langkah-langkah akan diambil untuk mengantisipasi inflasi yang bersifat agregat dan melibatkan sektor-sektor lintas.
Dia mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dan memberikan dukungan kepada pemerintah daerah dalam upaya mengendalikan inflasi.
Safrizal juga meminta analisis komoditi penyumbang inflasi serta dorongan untuk meningkatkan produksi cabai, serta berbagai komoditas pangan lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan lokal.
“Kita semua mengetahui bahwa sektor UMKM saat ini menjadi soko guru perekonomian nasional yang sangat penting, yang tangguh menghadapi krisis, sehingga kita berharap dukungan Kadin Babel untuk memberikan support sektor tersebut,” tutupnya. (wb)