Jalan Rabat Beton Proyek Provinsi di Ulu Semong Tanggamus Diduga Asal Jadi
TANGGAMUS – Proyek Jalan rabat beton yang diduga sebagai proyek Provinsi di Ulu Semong, Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus, yang dikerjakan sekitar setengah bulan yang lalu, kini menjadi sorotan karena kondisinya yang memprihatinkan.
Proyek ini sepanjang 210 meter, berlokasi di tengah dusun Semong, menuju kantor Pekon, dan menimbulkan kontroversi karena kualitas pengerjaannya pasalnya proyek dikerjaan yang dikerjakan secara asal-asalan mendapat kritikan keras dari masyarakat setempat.
Dugaan kuat muncul bahwa pelaksana proyek mungkin hanya menginginkan keuntungan besar tanpa memperhatikan kualitas konstruksi jalan. Dalam pemeriksaan awal, kondisi jalan menyiratkan bahwa yang seharusnya menjadi rabat beton, kini hanya tampak terdiri dari pasir yang terurai.
“Warga merasa kecewa dengan hasil pekerjaan ini. Seharusnya proyek baru seharusnya menunjukkan kemantapan dan kualitas, tetapi ini justru sebaliknya,” ujar sumber terpercaya di Ulu Semong.
Menurut seorang warga kondisi proyek ini jauh dari standar yang diharapkan. Jalan yang seharusnya menjadi sarana utama bagi masyarakat setempat, kini malah menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran terkait keamanan pengguna jalan.
Pihak berwenang setempat diharapkan segera turun tangan untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap proyek tersebut. Pengawasan yang ketat perlu dilakukan guna mengetahui penyebab sebenarnya dari kondisi yang tidak memuaskan ini.
Kepentingan masyarakat setempat dan kualitas infrastruktur harus menjadi prioritas utama dalam proyek-proyek pembangunan di daerah tersebut. Masyarakat berharap agar tindakan perbaikan segera dilakukan untuk memastikan keamanan dan kualitas jalan yang memadai.
Pemerintah, Provinsi Lampung maupun Kabupaten Tanggamus diharapkan dapat menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proyek pembangunan demi kepentingan bersama.
Sementara itu, menurut Kakon Ulu Semong, Asiri bahwa memang jalan rabat beton yang diduga dibangun Provinsi di dusun tersebut dalam kondisi memprihatinkan, hanya campuran pasir tanpa semen.
“Ya abang periksa sendiri lah, itu pasir semua enggak ada semennya, sekitar 10-15 meter,” kata Asiri, Jumat 19 Januari 2024.
Asiri mengaku bahwa dirinya pernah meminta perbaiakan kepada pelaksana proyek, namun sayang hingga saat ini tidak diindahkan.
“Waktu pekerjaan itu, saya enggak tau masih di rumah sakit. Setelah saya pulang ternyata seperti itu bang,” tandasnya. (*)