SURABAYA – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini menekankan pentingnya menjaga kesehatan hewan ternak dalam lingkup peternakan strategis, guna menjaga keamanan dan ketahanan pangan nasional. Menurutnya, menjaga kesehatan ternak, utamanya terhadap hewan yang memberi manfaat ekonomi, memiliki peran besar dalam upaya mengatasi penyebaran penyakit hewan dan ancaman biologis. Terlebih, hewan yang bersumber dari luar yang masuk ke dalam negeri akibat pergerakan bebas orang dan barang serta ancaman pandemi yang tidak hanya untuk manusia, tetapi juga hewan dan lingkungan.
“Dari sudut pandang manusia, terutama terhadap hewan ternak yang memberikan manfaat ekonomi, kesehatan hewan sering kali tidak hanya dinilai dari ketiadaan penyakit, tetapi juga dari kemampuan hewan untuk mencapai produktivitas tertinggi,” ucapnya kepada Parlementaria saat mengikuti kunjungan kerja reses Komisi IV DPR ke Balai Besar Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, (21/10/2023).
Ia menilai, penyakit pada ternak dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi peternak khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Dalam hal ini, dia menyebut kasus wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah nyata memberi banyak kerugian bagi para peternak maupun stabilitas stok daging dan harga daging sapi di pasar dalam negeri.
Diketahui, kemunculan kembali PMK terkonfirmasi oleh Kementerian Pertanian yang masuk ke Indonesia di Jawa Timur pada tahun 2022 sebagai akibat dari importasi hewan ternak setelah sebelumnya dinyatakan bebas PMK pada tahun 1990 oleh World Organization for Animal Health (OIE). Dilansir dari portal ugm.ac.id, penyebaran wabah PMK telah terjadi sejak awal April dan hingga akhir bulan September 2022 telah meluas ke 24 provinsi dari 34 provinsi di Indonesia yang meliputi 296 kabupaten dan kota dengan total kasus PMK secara kumulatif di Indonesia sebanyak 517.213 ekor ternak.
Karenanya, Anggia menilai diperlukan upaya konkrit yang berkaitan dengan pencegahan penyakit hewan melalui peningkatan mutu vaksin, vaksinasi, bio security maupun tindakan medis lainnya. “Sehingga memberikan dampak besar pada bidang pengobatan komparatif, kesehatan masyarakat dan keamanan pangan, serta kesehatan hewan,” tutur legislator Fraksi PKB ini.
Karena itu, tegasnya, Komosi IV akan secara konsisten terus mendorong Kementerian Pertanian agar selalu fokus terhadap program-program yang memiliki dampak nyata terhadap kesejateraan peternak, ketahanan dan keamanan pangan. “Antara lain program yang berkaitan dengan pencegahan penyakit hewan, seperti PMK, Rabies, dan African Swine Fever (ASF),” jelasnya. (srw/rdn)