BANDAR LAMPUNG — Program Studi Teknik Informatika IIB Darmajaya menyelenggarakan kegiatan Praktisi Mengajar bersama Sekolah Lapang Iklim (SLI) Goes to Campus yang diinisiasi Kedeputian Bidang Klimatologi BMKG dan Stasiun Klimatologi Lampung.
Mengusung tema “Gerbang Gen Z dalam Menghadapi Perubahan Iklim dengan Penerapan Teknologi AI”, kegiatan ini terbuka bagi seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM), meliputi Program Studi Teknik Informatika, Pendidikan Teknologi Informasi, Sains Data, Sistem Informasi, dan Sistem Komputer di Aula Rektorat IIB Darmajaya pada Rabu, (26/11/25).
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Nurfiana, S.Kom., M.Kom. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa pemahaman generasi muda terhadap isu iklim sangat menentukan arah masa depan. “Gen Z harus menjadi garda terdepan dalam memahami dan merespons perubahan iklim. Pemanfaatan teknologi, terutama AI, menjadi kunci untuk menghasilkan solusi yang berdampak,” ujarnya.
Sebagai bagian dari penguatan literasi iklim, peserta mendapatkan materi bertajuk “Gerbang Para Gen Z Menghadapi Perubahan Iklim”. Materi tersebut membahas urgensi kesadaran perubahan iklim, dampaknya dalam kehidupan sehari-hari, hingga kemampuan membaca data iklim untuk membantu masyarakat mengambil keputusan yang tepat. Mahasiswa juga diajak memahami bahwa literasi iklim bukan sekadar pengetahuan, tetapi keterampilan penting untuk berperan dalam mitigasi dan adaptasi iklim.
Dua praktisi dari Stasiun Klimatologi Lampung, Sultan Ali Shiddiq dan Rozy Ari Ramadhan, hadir sebagai narasumber utama. Mereka menjelaskan bagaimana teknologi kecerdasan buatan digunakan untuk mengolah data klimatologi yang kompleks dan mempercepat proses analisis.
Sultan Ali Shiddiq memaparkan peran strategis generasi Z dalam menghadapi tantangan iklim. “Data iklim bukan sekadar angka, melainkan informasi penting yang menentukan arah kebijakan dan adaptasi di masa depan. Generasi muda harus mampu mengolah data tersebut dengan teknologi modern,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa penguasaan AI memberikan mahasiswa kekuatan lebih dalam merancang solusi inovatif terhadap cuaca ekstrem dan perubahan lingkungan. Rozy Ari Ramadhan menambahkan pentingnya sinergi antara dunia pendidikan dan BMKG.
“Keterbukaan mahasiswa terhadap teknologi baru mempercepat inovasi dalam pemodelan iklim. Dengan bantuan AI, analisis data dapat dilakukan lebih cepat sehingga informasi yang disampaikan kepada masyarakat bisa lebih tepat waktu,” jelasnya.
Ia juga menekankan peluang besar bagi mahasiswa seluruh prodi di FILKOM untuk berkontribusi dalam pengembangan sistem peringatan dini dan teknologi klimatologi lainnya.
Ketua Program Studi Teknik Informatika IIB Darmajaya, Dr. Chairani, S.Kom., M.Eng., mengapresiasi tingginya antusiasme mahasiswa dari berbagai prodi. “Integrasi antara informatika dan klimatologi adalah kebutuhan mendesak. Kegiatan ini membuka wawasan mahasiswa FILKOM tentang bagaimana AI mendukung prediksi dan analisis iklim secara lebih akurat,” katanya.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa FILKOM IIB Darmajaya tidak hanya memperoleh pemahaman mendalam mengenai krisis iklim, tetapi juga dibekali keterampilan teknologi yang diperlukan untuk menjadi bagian dari solusi. (*)

















