BANDAR LAMPUNG – Pemerintah Provinsi Lampung diwakili Inspektur Provinsi Lampung Fredy, mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dilaksanakan Kemendagri secara virtual, bertempat di Ruang Command Center Lt.II Diskominfotik Provinsi Lampung, Senin (28/11/2022).
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tito Karnavian dalam kesempatan tersebut mengatakan, berdasarkan sumber data pemutakhiran laporan 27 Pemprov per 25 November 2022 Ditjen Bina Keuangan 2022, Provinsi Lampung menempati posisi kedua dengan presentase 80,10% dalam presentase realisasi belanja APBD Provinsi tertinggi se-Indonesia TA 2022 dan Jawa Barat menempati posisi pertama dengan presentase 80,21 % serta posisi ketiga ditempati oleh Provinsi Banten dengan presentase 75,65%.
Selain itu terkait pengendalian inflasi Mendagri Tito Karnavian, juga menjelaskan sejumlah Kabupaten/kota se Indonesia yang telah melakukan 4 s.d 5 upaya konkrit dalam pengendalian inflasi.
Untuk Provinsi Lampung terdapat enam wilayah yakni Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Lampung Barat.
Dalam kesempatan yang sama Mendagri juga mengatakan, bahwa peningkatan harga 3 komoditas utama, cabai merah, cabai rawit, bawang merah menjadi penyumbang tertinggi fluktuasi pada minggu lalu merupakan dampak dari kenaikan BBM.
Kemendagri telah merumuskan 9 langkah yang menjadi panduan daerah untuk bisa melakukan pengendalian inflasi, diantaranya: Melakukan pantauan harga dan stok untuk memastikan kebutuhan tersedia; Melaksanakan rapat teknis Tim Pengendali Inflasi Daerah;
Selanjutnya Menjaga pasokan bahan pokok dan barang penting; Melaksanakan pencanangan gerakan menanam; Melaksanakan operasi pasar murah bersama dinas terkait; Melaksanakan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang;
Kemudian Berkoordinasi dengan daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan; Merealisasikan BTT untuk dukungan pengendalian inflasi dan terakhir Memberikan bantuan transportasi dari APBD.
Sementara Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Setianto memaparkan bahwa tren kenaikan inflasi didorong naiknya permintaan konsumsi momen Ramadhan dan Idul Fitri, permintaan konsumsi momen Natal dan Tahun Baru serta Kenaikan harga BBM.
Penyebab kenaikan inflasi diluar ketiga momen tersebut lebih disebabkan terganggunya pasokan baik di hulu (sisi produsen), perantara (pedagang besar, distributor) maupun dihilir (spekulasi pada tingkat eceran).
Berdasarkan sumber data harga SP2KP Kemendag, tambahnya, disampaikan juga bahwa perkembangan harga 20 komoditas sampai dengan minggu ke 4 bulan November, telur ayam ras menjadi komoditas yang menyumbang kenaikan harga di 166 kab/kota dan daging ayam ras di 128 kab/kota.
Cabai rawit dan cabai merah adalah komoditas yang fluktuasi harganya cukup signifikan selama minggu ke 4 November 2022. Fluktuasi harga kedua komoditas tersebut terjadi di 97 dan 109 kab/kota seluruh Indonesia.
Turut hadir dalam rapat koordinasi tersebut, perwakilan Forkopimda Provinsi Lampung, serta Perwakilan Kepala OPD terkait. (Diskominfo)