HeadlineLainnyaSumatera

Misteri Panjang Makam Panglima Jukse Besi 12 Meter dan Kesaktiannya

PEKANBARU – Andi Sumpu Muhammad bergelar Panglima Jukse Besi merupakan panglima perang Kerajaan Indragiri. Dia adalah kesayangan Raja Narasinga II yang bergelar Paduka Sri Sultan Alaudin Iskandarsyah Johan Zikrullah Fil Alam, berkuasa pada tahun 1473-1532.

Makam panglima perang kesayangan Raja Narasinga II itu Desa Kota Lama kecamatan Rengat Barat kabupaten Indragiri, Riau. Di kompleks makam itu juga terdapat makam keluarga Raja Narasinga II dan lainnya, ada 11 makam di sana.

Makam Panglima Jukse Besi terbilang unik karena ukurannya yang tidak biasa. Makam itu juga tidak berdempetan dengan makam para Raja dan keturunannya. Makam Panglima Jukse Besi yang diyakini sangat sakti ini ditempatkan tersendiri dengan panjang berkisar 12 meter dan lebar dua meter.

“Makamnya panjang, bukan karena postur tubuhnya yang tinggi, melainkan karena kebesaran dan kehebatannya sebagai panglima Raja, sehingga dibuatlah makam yang panjang,” ujar Staf Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV Riau dan Kepri (Tenaga Ahli Cagar Budaya) Kabupaten Indragiri, Saharan kepada Media Center Riau Minggu (12/11).

Saharan menyabutkan, secara logika tidak ada manusia yang hidup di zaman kerajaan ini dengan postur tubuh setinggi 12 meter. Sebab, belum ada ditemukan bukti peninggalan bangunan yang menandakan ukuran pintu istana maupun rumah setinggi 12 meter seperti anggapan segelintir orang.

“Jadi, diperkirakan ukuran tinggi tubuh panglima raja itu biasa saja, sama seperti kita. Hanya saja zaman dulu tidak ada piagam atau lancang maupun penghargaan sebagai tanda jasa ketangguhan panglima tersebut,” jelas Saharan.

Panjangnya makam panglima hingga 12 meter tersebut, diyakini hanya sebagai penghormatan terakhir kepada Panglima dengan dipanjangkannya makam tersebut. Selain itu juga agar para wisatawan maupun peziarah lebih mudah mengunjungi tanpa berlama-lama mengantre.

Kepada Media Center Riau, Saharan berbincang, bahwa kawasan kompleks tersebut berada di bawah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Pembangunan dan pengembangan kawasan telah dimulai sejak lama dan penataan secara baik dilakukan sejak 1995 hingga sekarang lewat anggaran Pemkab Inhu, Pemerintah Provinsi Riau dan pemerintah pusat.

Desa Kota Lama sebagai kawasan cagar budaya merupakan daerah yang menyimpan struktur cagar budaya antara lain benda-benda bekas bangunan kuno seperti benteng kerajaan dan makam serta benda-benda kuno bersejarah lainnya.

“Di kawasan itu terdapat berbagai keramik peninggalan Dinasti Ming, Cang serta keramik asal Vietnam berbentuk gerabah, kapak, serta benda kuno lainnya,” kata Saharan.

Kisah kesaktian Panglima Jukse Besi terbukti saat Raja Narasinga II sang pemimpin Kerajaan Indragiri bersama bala tentaranya berperang dan berjuang menyelamatkan kota Malaka (sebuah kota di Malaysia), dari kekuasaan kerajaan Portugis di bawah komando Jenderal Verdicho Marlos sebagai panglima perangnya.

“Konon katanya bulu tangannya saja tidak bisa dicukur benda tajam, apalagi kulitnya. Begitulah kesaktian Panglima Jukse Besi,” ucap Saharan.

Informasi yang dirangkum Media Center Riau, perang melawan penjajah ini berlangsung selama 20 tahun, dari tahun 1511 sampai 1531. Perang besar dan sangat lama itu dikomandoi Panglima Jukse Besi.

Panglima Jukse Besi berperang bersama Raja Narasinga II dan bala tentara kerajaan, melawan Jenderal Verdicho Marloce dan anak buahnya tentara Portugis di Selat Malaka.

Selama 20 tahun itu pula perang tiada henti-hentinya. Sebab, tentara Portugis saat itu yang dikomandoi Jenderal Verdicho Marloce terkenal kuat sebagai penguasa lautan, dan menjajah Kota Malaka. Adu kekuatan antara Panglima Jukse Besi dan Jenderal Verdicho pun terjadi di lautan Malaka.

“Karena Malaka juga wilayah kekuasaan Raja Narasinga II, maka raja ikut andil dalam berperang. Panglima Jukse Besi sebagai orang kepercayaannya raja melindunginya, dan memerdekakan kota Malaka dari penjajahan Portugis,” jelas Saharan.

Setelah berperang puluhan tahun, akhirnya pada sekitar tahun 1531, Raja Narasinga dan Panglima Jukse Besi bersama bala tentara kerajaan Indragiri berhasil memenangkan peperangan, dan menaklukkan Portugis. Kota Malaka pun akhirnya merdeka dari penjajahan. (mcr)

Related Posts

Load More Posts Loading...No More Posts.