HeadlineLainnya

Obat Jerawat Umum Bisa Berubah Menjadi Kanker pada Suhu Ruangan

SEBUAH Studi terbaru mengungkapkan bahwa krim jerawat yang populer dapat terkontaminasi dengan benzena, sebuah karsinogen yang diketahui berbahaya, meskipun disimpan pada suhu ruang.

Peneliti menguji 111 produk yang mengandung benzoyl peroxide (BPO) dari pengecer besar di Amerika Serikat dan menemukan bahwa krim-krim ini dapat mengembangkan tingkat benzena yang tinggi saat berada di rak toko atau lemari obat di rumah. Beberapa merek yang diuji, termasuk Clearasil, Clean & Clear, Neutrogena, Proactiv, Up & Up, serta produk merek toko lainnya.

Benzoyl peroxide diketahui terurai menjadi benzena seiring waktu jika disimpan pada suhu ruang, suhu tinggi, atau terpapar sinar ultraviolet dari matahari. Penelitian ini dipublikasikan pada 7 Oktober di Journal of Investigative Dermatology. Ini merupakan pertama kalinya produk yang mengandung benzoyl peroxide terbukti terurai menjadi benzena pada suhu normal.

Peneliti Dr. Christopher Bunick, seorang profesor dermatologi di Yale University School of Medicine, menyatakan, “Penelitian kami menunjukkan bahwa produk BPO dapat menghasilkan benzena pada suhu ruang dan suhu rak toko yang tipikal, sementara penyimpanan dingin secara signifikan mengurangi pembentukan ini.”

Benzena sendiri telah diklasifikasikan oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika (EPA) sebagai karsinogen yang diketahui bagi manusia, dan dapat meningkatkan risiko leukemia.

Benzoyl peroxide adalah agen antibakteri yang umum digunakan dalam produk perawatan kulit untuk jerawat dan rosacea, baik dalam bentuk obat bebas maupun resep.

Untuk penelitian ini, para peneliti membeli puluhan krim jerawat dari toko-toko besar di California, Connecticut, Florida, Illinois, New York, dan Texas. Hasilnya, sekitar 34% dari produk yang diuji mengandung kadar benzena melebihi batas yang ditetapkan oleh FDA, yaitu 2 bagian per juta untuk obat-obatan. Namun, para peneliti mencatat bahwa tidak ada level aman untuk paparan benzena. FDA sendiri menyatakan bahwa benzena memiliki “toksisitas yang tidak dapat diterima,” dan batasan yang ada hanya untuk tingkat benzena yang “tidak dapat dihindari” pada produk obat yang memiliki kemajuan terapeutik signifikan.

Pengujian juga menunjukkan bahwa penyimpanan dalam lemari es dapat memperlambat proses degradasi benzoyl peroxide menjadi benzena. Menanggapi temuan ini, Dr. Bunick menyarankan agar produk BPO disarankan untuk disimpan dalam lemari es di seluruh rantai pasokan, mulai dari proses produksi hingga penggunaan oleh pasien, guna membatasi paparan benzena.

Dr. Richard Gallo, ketua dermatologi di University of California, San Diego, mengatakan, “Analisis ini seharusnya menghilangkan keraguan mengenai keberadaan benzena dalam produk perawatan kulit yang mengandung BPO.”

Namun, Gallo, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menambahkan bahwa studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah keberadaan karsinogen potensial ini dalam obat-obatan BPO dapat meningkatkan risiko kanker. (sc)

Related Posts

Load More Posts Loading...No More Posts.