BANDAR LAMPUNG – Sorotan jatuh pada salah satu peneliti unggulan Kampus The Best di Indonesia, Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Ir. Suhendro Yusuf Irianto, M.Kom, Ph.D, yang merupakan lulusan S3 dari Department of Informatics, University of Bradford, Inggris.
Lahir di Surakarta pada 4 Maret 1962, Suhendro menyelesaikan pendidikan S1 di bidang Kehutanan di Institut Pertanian Bogor dan S2 di bidang Ilmu Komputer di Universitas Indonesia.
Pengalaman pelatihan komputer di Amerika Serikat dan Jepang memperkuat hasratnya memahami Ilmu Komputer lebih mendalam. Sejak tahun 2003, Suhendro telah mengabdikan diri sebagai dosen di IIB Darmajaya, dimana namanya menjadi pusat perhatian sebagai peneliti terkemuka di bidang pemrosesan citra berbasis komputer (image processing).
Keberhasilannya tercermin dari nilai SINTA Score Overall yang mencapai lebih dari 700 dan Score 3 years melebihi angka 200 untuk bidang sains dan teknologi. Prestasinya terus berdatangan melalui penerimaan hibah penelitian setiap tahun dengan total dana mencapai ratusan juta rupiah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Namun, kehebatannya tak berhenti disitu. Seperti dikutip dari https://darmajaya.ac.id, hasil penelitiannya yang bertajuk ‘Teknik Deteksi Dini Penyakit Tumor Otak dengan Menggunakan Metode Segmentasi dan CBIR (Content Based Image Retrieval)’ menjadi sorotan internasional. Penelitian ini bahkan telah dipublikasikan dalam jurnal internasional bereputasi Q3 dan terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Presentasinya dalam Kuliah Umum “The Future of Technology in Medical” yang diadakan oleh IIB Darmajaya dan Mili Institute of Higher Education, Kabul, Afghanistan, menegaskan kontribusinya dalam dunia medis. Bermitra dengan dokter dan ahli radiologi dari berbagai rumah sakit ternama di Bandarlampung, Suhendro telah menghasilkan sebuah perangkat lunak yang revolusioner. “Deteksi Dini Tumor Otak dengan Metode Segmentasi dan CBIR ini bukan hanya sekadar perangkat lunak. Ini adalah revolusi dalam pemahaman kita terhadap CT Scan, memberikan dokter, radiolog, bahkan mahasiswa, akses cepat dan akurat dalam mendiagnosis keberadaan tumor,” ujar Suhendro, yang juga mengajar pada Program Studi Magister Teknik Informatika (S2) dan Teknik Informatika (S1) di IIB Darmajaya.(*)