JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memanfaatkan kesempatan besar di panggung dunia untuk menawarkan potensi Indonesia. Dalam forum bergengsi APEC CEO Summit 2024 di Peru, ia mengungkapkan rencana besar untuk mendorong eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) guna menarik investasi asing.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah ambisi ini akan terwujud atau hanya sekadar janji di atas panggung.
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia serius mendorong sektor migas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Eksplorasi migas besar-besaran menjadi langkah utama untuk menarik investasi asing.
“Kami ingin lebih banyak eksplorasi minyak, gas, dan mineral lainnya. Indonesia terbuka untuk bisnis besar,” ujar Prabowo, sebagaimana dikutip dari siaran resmi Sekretariat Presiden, Sabtu, 16 November 2024.
Selain fokus pada sektor migas, Prabowo juga menyentuh upaya Indonesia untuk mencapai swasembada energi melalui pemanfaatan potensi energi terbarukan. Ia optimistis Indonesia dapat menjadi pelopor dalam transisi menuju energi bersih, bahkan menggantikan bahan bakar fosil sepenuhnya dalam waktu dekat.
“Kita punya potensi panas bumi terbesar di dunia, menurut saya 60 persen potensi panas bumi global ada di Indonesia,” ungkapnya.
Prabowo juga menyoroti peluang besar dari energi surya, bioenergi, dan bahan bakar nabati. Indonesia, bersama Brasil dan Republik Demokratik Kongo, telah bersepakat untuk memproduksi bahan bakar ramah lingkungan berbasis tumbuhan.
“Kami diberkati dengan mineral dan sumber daya penting untuk kehidupan modern. Dengan kerja sama internasional, kita dapat menjadi pemain utama dalam masa depan energi hijau,” jelasnya.
Dalam forum tersebut, Prabowo memaparkan kebutuhan investasi yang sangat besar, yaitu sekitar US$600 miliar atau setara dengan Rp9.300 triliun. Dana tersebut akan dialokasikan untuk hilirisasi 26 komoditas sumber daya alam.
“Kami mengundang para investor asing untuk datang dan mengambil bagian dalam kesempatan ini,” katanya penuh semangat.
Untuk menarik minat para investor, Prabowo berkomitmen untuk menciptakan iklim bisnis yang kondusif dan stabil. Ia juga menjanjikan perlindungan terhadap investasi asing.
“Saya bertekad melindungi semua investasi, menciptakan kondisi ekonomi yang menguntungkan, serta aktif dalam organisasi ekonomi besar dunia,” tegasnya.(gp)
