BENGKALIS – Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) tipe madya Pabean C Bengkalis, tealisasi penerimaan kepabeanan dan cukai per 31 Oktober 2023, dari target Rp4 miliar sudah terealisasi Rp3,76 miliar. “Kami optimis sampai akhir 2023 ini target penerimaan kami akan terealisasi 100 persen. Karena saat ini mencapainya sudah 93,80 persen atau tinggal 15,15 persen yang belum terealisasi,” ujar Kepala Bea dan Cukai Bengkalis, Agoes Widodo usai menggelar Media Ghatering KPPBC TMP C Bengkalis, di Aula Kantor BC Bengkalis, Rabu (8/11/2023).
Hadir dalam kegiatan itu Kasi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Ariadi, Kasi Penindakan Eko, Kasubag Umum Yoga Anggoro, Kasi Pelayanan Dukungan Teknis Iwan Kurniawan serta sejumlah wartawan Bengkalis. Media Ghatering yang diawali dengan coffee morning di Kedai Kopi Cirebon dan dilanjutkan ekspose oleh Kepala BC Bengkalis di Aula Kantor BC yang berlangsung penuh keakraban. Dalam kesempatan itu, Kepala BC Bengkalis Agoes menyebutkan, keberadaan media massa yang menyampaikan informasi, membuat masyarakat menjadi tahu tentang informasi kegiatan BC Bengkalis. “Karena kalau tanpa media, maka apa yang kami programkan tidak akan diketahui masyarakat, khususnya tentang misi kami yang memfasilitasi perdagangan dan industri, juga menjaga perbatasan dan melindungi masyarakat dari perdagangan ilegal,” ujarnya.
Bahkan, kata Agoes, misi Bea Cukai yang berada di bawah Dirjen Kemenkeu RI yakni mengoptimalkan penerimaan negara melalui pendapatan kepabeanan dan cukai. Meski tantangan BC Bengkalis ini sangat berat, karena masalah geografis daerah yang umumnya perairan. Namun, kata Agoes, persoalan itu menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi petugas Bea Cukai Bengkalis untuk bekerja lebih baik lagi. Baik terkait hal penindakan barang-barang impor ilegal serta barang haram lainnya seperti narkotika yang dilakukan melalui operasi bersama pihak keamanan. “Ya, per 31 Oktober 2023 ini kami sudah melakukan penindakan sebanyak 77 kali, dan 10 penindakan di antaranya adalah kasus narkotika,” ujarnya.
Usai memberikan informasi tentang peran BC Bengkalis, juga dilajutkan dengan tanya jawab oleh sejumlah media kepara Kepala BC Bengkalis. Khususnya tentang pengawasan dan penindakan aksi penyeludupan barang ilegal serta persoalan lain yang saat ini menyangkut hajat hidup masyarakat Pulau Bengkalis. “Dulu, ada perdagangan lintas batas yang begitu mudah masyarakat membawa hasil komoditas alam Pulau Bengkalis seperti, kelapa, pinang dah hasil perkebunan lainnya?” tanya Zulkarnain salah seorang wartawan di Bengkalis.
Ia menjelaskan saat ini masyarakat sangat sulit menjual hasil pertaniannya ke luar negeri. Karena harga penjualan hasil komoditas di Pulau Bengkalis nilianya sangat rendah jika dijual di Bengkalis. Makanya masyarakat memilih menjualnya ke negara tetangga Malaysia.
Menyikapi persoalan itu, Kepala BC Bengkalis Agoea mengatakan, keberadaan petugas BC ibarat menjaga portal di sebuah perbatasan. Jika perizinannya lengkap maka ekspor komoditas yang ada dapat dilepas tanpa hambatan. “Namun kewenangan itu bukan berada di BC, melainkan di Kementerian Perdagangan. Tentu kondisi ini juga menjadi perhatian kami dan akan kami sampaikan ke kantor wilayah nantinya,” ujar Agoes. (rp)