PADANG – Sepanjang tahun ini, hingga September 2023, penyaluran kredit perbankan ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumatra Barat sudah mencapai Rp30,5 triliun atau tumbuh 10,72 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp27,54 triliun.
Plt Kepala Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatra Barat Guntar Kumala mengatakan per September 2023 penyaluran kredit ke UMKM Sumbar sudah mencapai Rp30,5 triliun atau dengan porsi mencapai 44,74 persen dari total penyaluran kredit.
“Dari total penyaluran kredit di Sumbar sebesar Rp68,17 triliun, sebanyak 44,74 persen atau mencapai Rp30,5 triliun disalurkan ke UMKM,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip langgam, Senin (27/11/2023).
Menurutnya, sektor UMKM menjadi prioritas penyaluran kredit perbankan di daerah itu, karena potensi pengembangan UMKM sangat besar dan pengaruhnya sangat besar terhadap perekonomian Sumatra Barat.
Adapun, aset perbankan di Sumatra Barat sampai bulan September tahun ini mencapai Rp79 triliun atau tumbuh 5,10 persen year on year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Guntar mengatakan secara umum kinerja perbankan di Sumbar tumbuh positif sepanjang tahun ini. “Kinerja industri perbankan (Bank Umum dan Bank Perekonomian Rakyat) di Sumatra Barat tumbuh positif,” ujarnya.
Aset perbankan Sumbar tumbuh 5,10 persen (yoy) menjadi sebesar Rp79,01 triliun. Tahun sebelumnya aset perbankan daerah itu sebesar Rp75,18 triliun.
Kemudian penyaluran kredit tumbuh 6,83 persen (yoy) dari Rp63,8 triliun tahun lalu menjadi sebesar Rp68,17 triliun. Sementara itu penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) masih terkontraksi sebesar 3,11 persen (yoy) menjadi sebesar Rp53,63 triliun dari tahun sebelumnya yang masih sebesar Rp55,35 triliun.
Adapun, risiko kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) masih terjaga dengan rasio 2,09 persen, dan rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) 127,11 persen. (lg)