JAKARTA – Salah satu cara untuk mencegah masalah kanker serviks di Indonesia adalah dengan melakukan skrining sedini mungkin.
Demikian ditegaskan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono melalui keterangan resminya pada Sabtu (3/2/2024).
Dante menyebutkan salah satu penyebab kematian tertinggi kedua untuk kanker wanita di Indonesia adalah kanker serviks. Sebanyak 70 persen perempuan terdiagnosis kanker serviks sudah memasuki stadium lanjut.
“Skrining kanker serviks sebagai salah satu modalitas utama untuk menanggulangi tingginya angka kematian kanker serviks di Indonesia,” kata Wamenkes Dante
Padahal, pengobatan pada stadium ini menjadi kurang efektif. Akibatnya, 50 persen perempuan yang terdiagnosis kanker serviks meninggal dunia karena penyakit tersebut. Kemenkes telah melakukan sejumlah strategi untuk mengatasi masalah kanker serviks di Indonesia.
Antara lain vaksinasi Human Papiloma Virus (HPV) kepada anak-anak perempuan usia sekolah dan melakukan skrining deteksi kanker serviks sedini mungkin untuk perempuan-perempuan Indonesia.
Bahkan, pemerintah sudah melakukan pilot project vaksinasi HPV gratis di sekolah-sekolah di Jakarta. Pemerintah juga sudah melakukan treatment atau perawatan yang adekuat untuk kanker serviks di Indonesia.
Selanjutnya, Kemenkes mengembangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pemberantasan Kanker Serviks untuk Indonesia (2023-2030). Visi masa depan rencana aksi ini, yakni membuat kanker serviks sebagai penyakit masa lalu.
Serta setiap perempuan pada semua demografi sosial ekonomi dapat hidup sehat dan bebas dari ancaman kanker serviks.
Prioritas pada rencana aksi nasional adalah skrining kanker serviks, dengan target menskrining 75 persen dari seluruh perempuan berusia 30-69 tahun. Skrining ini menggunakan metode pemeriksaan DNA HPV yang memiliki kualitas yang terjamin.
Salah satu bagian penting pada rencana aksi nasional ini, yakni peralihan metode skrining kanker serviks primer dari metode yang ada saat ini ke skrining DNA HPV.
Pada 2020, skrining kanker serviks melalui metode inspeksi visual asam asetat (IVA) dan pemeriksaan sitologi hanya mencakup 9,3 persen perempuan dalam populasi target, dengan variasi yang signifikan antarprovinsi.
Metode skrining DNA HPV dilakukan dengan pedoman dan protokol klinis yang sesuai, termasuk transportasi untuk pengujian tersentralisasi, serta memperkuat kemampuan laboratorium.
Kemenkes juga mempertimbangkan strategi skrining alternatif seperti skrining ditempat layanan kesehatan dan metode pengambilan sampel mandiri.
Untuk mencapai target skrining dalam upaya mengeliminasi kanker serviks, penting bagi Indonesia untuk menerapkan metode, alat, dan teknologi skrining yang efisien. Untuk mencapai tujuan ini, RAN menyerukan peninjauan kembali bukti-bukti ilmiah internasional dan praktik terbaik. (ip)