BANDAR LAMPUNG – Studi tiru diikuti sejumlah kepala sekolah dasar (SD) negeri dan swasta di Kota Bandar Lampung dengan mengunjungi satuan pendidikan yang menjadi acuan bagi sekolah lain, membuka cakrawala berfikir baru bagi kepala sekolah itu sendiri.
Selain memang ingin mengetahui dan memahami praktik terbaik yang diterapkan oleh satuan pendidikan yang dikunjungi, hal baru diperoleh dari hasil studi tiru itu mampu meningkatkan wawasan dan pengetahuan kepala sekolah di bidang pendidikan.
Sekretaris Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) SD Bandar Lampung, Taufik Hidayat, mengatakan studi tiru diikuti 138 kepala SD negeri dan swasta Bandar Lampung disambut baik satuan pendidikan yang dikunjungi.
Bahkan, kata dia, studi tiru berlangsung dalam tiga hari terakhir, rombongan kepala SD Bandar Lampung disambut hangat oleh kepala satuan pendidikan serta pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat.
“Seperti mengunjungi SD Negeri Model Malang kemarin, kami disambut langsung oleh Kepala Disdikbud Malang, Bapak Suwarjana. Beliau sangat menyambut positif studi tiru yang diikuti kepala SD Bandar Lampung,” kata Taufik, 27 Februari 2025.
Menurut dia, banyak hal positif diperoleh pada studi tiru itu sendiri. Selain mempererat silaturahmi dan membangun jaringan baru, kepala SD Bandar Lampung juga memperoleh perspektif baru dan pemahaman bidang pendidikan yang lebih mendalam.
“Seperti di Kota Malang itu sendiri, berdasar keterangan kepala dinasnya, selain pembiayaan pendidikan ditopang melalui dana BOS, ternyata pemerintah kota setempat juga menyiapkan dana BOS daerah untuk sekolah-sekolah di sana,” ujar Taufik.
“Adanya pengalokasian dana BOS daerah yang diberlakukan pemerintah kota setempat, tentunya untuk memberikan pembelajaran labih optimal. Hal ini yang perlu kita contoh,” sambung dia yang juga Kepala SD Negeri 1 Palapa Tanjungkarang Pusat itu.
Selain hal tersebut, lanjut dia, meningkatkan layanan serta mutu pendidikan pada satuan pendidikan di Kota Malang, peran serta masyarakat sangat tinggi dalam hal memberikan sumbangan baik dalam bentuk uang, jasa, dan barang.
“Peran serta masyarakat itu tentunya sangat penting dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan. Buktinya di sana banyak siswa yang meraih prestasi baik di bidang akademik dan nonakademik di tingkat nasional,” tutur dia.
“Bahkan, menurut keterangan kepala sekolah di Malang, pengembangan ekstrakurikuler banyak dibiayai secara mandiri oleh wali murid. Informasi ini sangat baik dan perlu juga disampaikan di Bandar Lampung, tentunya tanpa paksaan,” ujarnya.
Studi Tiru Tanpa Paksaan
Taufik mengatakan, studi tiru diikuti kepada sekolah merupakan program KKKS SD Bandar Lampung. Satu sisi program ini disambut positif oleh stakeholder, namun di sisi lain ia menyayangkan ada oknum masyarakat yang menilai negatif program tersebut.
Pelaksanaan studi tiru yang menggunakan biaya pribadi para kepala sekolah. Bahkan, sebelum mengikuti, para kepala sekolah menandatangani surat pernyataan sebagai bentuk kesediaan mengikuti program tersebut.
“Program studi tiru pada tahun ini sudah direncanakan sejak 2023 lalu, bahkan dananya pun sudah terhimpun sejak tahun itu dan juga sempat dikembalikan karena sesuatu hal. Rencana itu tertunda kembali pada 2024, dan tahun ini baru bisa terlaksana,” katanya.
Menurut dia, pihaknya bukan antikritik terhadap masukan dari masyarakat atas kegiatan KKKS SD Bandar Lampung. Namun, ia meminta masyarakat untuk lebih bijak dalam memberikan masukan atas program kerja yang pihaknya laksanakan.
“Kami berterimakasih atas masukannya. Namun kami tegaskan studi tiru dilakukan ini salah satunya menumbuhkan motivasi bagi kepala sekolah dalam mengembangkan sekolahnya, bukan seperti informasi negatif yang berkembang di masyarakat,” sesalnya.
“Pada 2023 lalu kami disalahkan oleh media mengapa studi tiru tertunda padahal dananya sudah terhimpun, dulu tertunda karena ada sesuatu hal yang tidak bisa dipaksakan. Pada 2025 ini kami sudah berangkat, juga masih disalahkan,” kata Taufik.
Ia menambahkan bahwa studi tiru tersebut hanya diikuti para kepala SD negeri dan swasta Bandar Lampung. “Ini murni kegiatan kepala sekolah bukan kegiatan Disdikbud Bandar Lampung, jadi mohon jangan dikait-kaitkan,” pintanya. (*)