MEDAN – Kader PDI Perjuangan, Sutrisno Pengaribuan mendesak DPD PDI Perjuangan Sumut dan Medan, untuk mengambil tindakan tegas terhadap Bobby Nasution. Karena, selaku kader tidak mendukung pasangan Bacapres dan Bacawapres 2024, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Pasalnya, Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Nasution mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024. Sutrisno menilai menantu Presiden RI, Joko Widodo, itu ‘penghianat partai’.
“Pengurus PDIP Sumut dan Medan, tidak berani mengambil sikap terhadap terhadap Bobby Nasution yang mendukung Prabowo-Gibran. Lebih baik mundur,” ucap Sutrisno dalam keterangan tertulis, diterima Waspada Online, Kamis (26/10).
Sutrisno menyampaikan, perjalanan politik sang menantu orang nomor satu di Indonesia tersebut, yang menyatakan niat menjadi Wali Kota Medan tahun 2020, PDIP memberi perlakuan istimewa kepada Bobby.
“Ketika semua kader mengikuti tahapan dan mekanisme, mulai pendaftaran hingga fit dan proper test, khusus Bobby proses tersebut, tidak berlaku. Sama dengan perlakuan istimewa yang diberikan saat ini, di mana Bobby sudah menyatakan dukungan terbuka kepada kakak iparnya Gibran yang berpasangan dengan Prabowo. Namun PDIP no comment, bungkam,” ungkapnya.
Sutrisno mengatakan sikap pengurus PDIP berbanding terbalik, sikap tegas terhadap almarhum Rudolf Pardede selaku Ketua DPD PDIP Sumut dan Akhyar Nasution, Wakil Ketua DPD PDIP Sumut, sekaligus rival Bobby Nasution di Pilkada Medan 2020.
“Para kader yang dianggap membelot memilih pasangan kepala daerah yang diusung partai lain tersebut dipecat dan diberi cap ‘penghianat partai’,” tegas mantan Anggota DPRD Sumut periode 2014-2019.
Sutrisno menjelaskan memasuki hari kedua, pasca Bobby menyatakan dukungan kepada pasangan selain kepada Ganjar-Mahfud. Pengurus PDIP Sumut memilih bungkam, no comment, tidak berani mengambil sikap, atau masih menunggu arahan DPP.
“Sikap tersebut berbeda dengan sikap FX Rudy, Ketua DPC PDIP Solo yang menyatakan agar putra sulung Jokowi, Gibran segera mengembalikan KTA PDIP, baik diantar langsung maupun dikirim pakai perantara,” ungkapnya.
Sutrisno menegaskan bahwa pengurus PDIP Sumut dan Medan sama sekali tidak berani menindaklanjuti arahan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang menyampaikan pernyataan secara terbuka kepada seluruh kader PDIP, dan disaksikan publik, bahwa kader yang bermain dua atau tiga kaki untuk keluar dari PDIP.
“Kalau jadi pengurus partai tidak punya keberanian menegakkan aturan partai, dan arahan ketum partai, lebih baik mundur dari pengurus partai. Sikap dan tindakan pengurus PDIP Sumut dan Medan yang memilih bungkam, diam, tidak berani tersebut tidak mencerminkan sikap tegak lurus kepada konstitusi partai dan ketua umum,” jelasnya.
“Kalau kader orang biasa, para pengurus PDIP ini cepat mengambil tindakan, giliran menantu Jokowi, semua no comment. Katanya banteng, kok cemen? Mundur saja jadi pengurus partai. Kalau kepada kader yang secara terbuka menyatakan dukungan kepada pasangan calon selain kepada Ganjar- Mahfud tidak berani!,” sambungnya.
Sutrisno mengungkapkan, bahwa PDIP itu telah mengalami berbagai tekanan sejak orde baru saat Indonesia dipimpin mantan mertua Prabowo. Mengapa saat ini malah takut mengambil sikap?.
“Satu-satunya kader PDIP, sebagai pengurus partai yang berani menyatakan sikap dari seluruh kader di Indonesia Raya, hanya FX Rudy. Maka dari pada hanya mampu menyatakan no comment, atau fokus konsolidasi partai, lebih baik mundur saja. Orang yang takut menegakkan aturan partai, takut menyampaikan sikap berdasarkan aturan partai, tidak layak jadi pengurus PDIP,” ujarnya.
Mantan Juru Bicara Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma’ruf Amin, 2019 itu, mengungkapkan bahwa ketakutan para pengurus menyatakan sikap partai sebagai bukti bahwa selama ini pengurus partai hanya sibuk dengan kepentingan diri sendiri dan keluarga dalam partai.
“Partai hanya digunakan tempat cari makan, dan akses terhadap kekuasaan. Sementara saat partai butuh sikap, aturan ditegakkan, semua diam, bungkam, menghindar, menyelamatkan diri sendiri,” pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan berbagai media, beberapa hari terakhir Bobby Nasution menyatakan dukungannya kepada Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Hal ini bertolak belakang dengan video yang sempat beredar, bahwa dirinya mengajak masyarakat untuk mendukung Ganjar Pranowo menjadi Presiden.
Tak hanya video Bobby, video Gibran mengenakan baju partai (PDIP) pun sempat beredar luas dengan narasi konten serupa, ajakan untuk memenangkan Capres Ganjar Pranowo. (wp)