LAMPUNG BARAT – Hingga saat ini, jumlah ikan yang mati mendadak di Danau Ranau, Lampung Barat, Lampung cenderung bertambah, mencapai 250 ton.
“Jumlahnya kemungkinan bertambah, karena sampai kemarin (Minggu) ikan mati sudah mencapai 250 ton,” ujar Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Lampung Barat, Kamaludin, Senin, 16 Juni 2023.
Diketahui, Danau Ranau merupakan danau terbesar kedua di Sumatera setelah Danau Toba.
Kerugian yang dialami petambak masih belum bisa dipastikan, namun diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
“Kalau kita kalkulasikan dari 250 ton itu ke rupiah dengan harga Rp25 ribu per kilo sekitar kurang lebih Rp5 miliar total kerugiannya,” kata Kamaludin.
Mengenai penyebab kematian ikan itu, pihaknya menduga dari kadar belerang yang naik.
“Kadar belerang naik, akibatnya kadar oksigen di Danau Ranau turun, yang mengakibatkan kematian ikan,” ujarnya.
Untuk sementara ini, ikan yang masih segar dimanfaatkan petani untuk dikonsumsi.
“Ya, sementara 25 sampai 30 persen ikan yang masih segar dimanfaatkan mereka untuk dikonsumsi dan dijual,” ujar Kamaludin.
Sedangkan ikan yang sudah mati dibuang di suatu tempat dan akan dibuat pupuk.
Dijelaskan, Lumbok Seminung merupakan wilayah yang terkenal sebagai sentra ikan nila di Lampung Barat.
Produksi ikan nila di Lumbok Seminung dalam setahun bisa mencapai 6.000 ton dengan penjualan ke berbagai daerah seperti Sumatera Selatan, Jakarta dan Surabaya.