EkbisHeadlineLampung RayaPendidikan

Unila Gagas ATM Beras, Ambil Beras Pakai Kartu Bak Mesin ATM

BANDAR LAMPUNG  – Manfaat dari ATM Beras buatan mahasiswa dan dosen Jurusan Teknik Elektro Fakuktas Teknik Univesitas Lampung akhirnya bisa dirasakan oleh masyarakat.

Sejak akhir 2022 lalu, ATM Beras ini telah diterima salah satu masjid di Kecamatan Tanjung Senang Kota Bandar Lampung. Dosen Teknik Elektro sekaligus salah satu tim pembuat ATM Beras Unila, Sri Ratna mengatakan sudah sejak November 2022 ATM tersebut diserahkan pada pihak masjid.

“Kalau pembuatan awal itu sekitar Juli atau Agustus 2022. Nah selain jadi skripsi mahasiswa, ini juga merupakan salah satu program pengabdian masyarakat dosen jurusan kami dan targetnya itu memang perumahan yang membutuhkan bantuan beras,” kata Sri Ratna, Kamis (19/1/2023).

Sri Ratna menjelaskan, awal mula tim dosen Unila membuat ATM beras ini ketika mereka melihat beberapa masyarakat memiliki perasaan segan atau malu untuk meminta bantuan beras secara publik. Sehingga dibuatlah alat agar mereka bisa menerima bantuan tanpa ada orang tahu.

“Kadang memang ada yang tidak mau kalau dia dilihat ketika menerima bantuan beras. Ada juga yang malu untuk bersedekah jika diliat orang. Seperti istilah ‘saat tangan kanan memberi, jangan sampai tangan kiri tahu’. Jadi kita berencana bikin ATM beras yang efektif dan ekonomis,” katanya.

Ia menjelaskan, sistem kerja ATM Beras ini mirip dengan ATM biasa. Penerima harus mempunyai kartu tab khusus dan beras akan langsung keluar begitu di tab ke mesinnya.

Dengan ATM Beras ini, masyarakat bisa dengan bebas mengambil bantuan beras memang menjadi jatah mereka. Misalnya bisa diambil di waktu subuh atau malam hari.

Jika pun ada kecurangan misalnya mengambil beras berkali-kali dalam sehari pun, Sri Ratna mengatakan hal itu tak mungkin terjadi. Pasalnya kartu tab untuk mengambil beras diatur sedemikian rupa agar hanya bisa diambil berkala.

“Misalnya kan kartu tab hari itu. Terus temannya mau ngambil beras juga pakai kartu yang sama itu tidak bisa. Karena mesin sudah diatur dengan kebutuhan penerima manfaat masing-masing,” imbuhnya.

Ia menjabarkan, pengaturan mesin terbagi menjadi dua yakni pengaturan hari dan pengaturan banyak beras. Misalnya hanya bisa diambil per satu hari, per tiga hari, atau per minggu. Sedangkan banyak berasnya 1 kilogram atau 2,5 kilogram.

“Misalnya mau 1 kilo kan berarti perhari. Atau 2,5 kilo itu per tiga hari. Tergantung dengan kebutuhan masjidnya mau diatur bagaimana,” katanya.

Sedangkan untuk kapasitas mesin juga terbagi menjadi dua yakni 30 kilogram dan 50 kilogram. Ia mengatakan, ATM Beras yang diberikan pada masyarakat di Tanjung Senang adalah mesin dengan ukuran 30 kilogram.

“Tapi selain alat, sebenarnya tujuan kami juga merupakan pelatihan. Jadi pemuda di sana kita latih untuk membuat alat ini dengan bahan baku seadanya saja sehingga lebih terjangkau. Misal kalau mereka adanya triplek ya ayuk pakai, kan yang penting komponen elektroniknya,” paparnya.

Ia menjelaskan untuk pembuatan mesin dengan kapasitas 50 kilogram dan bahan luar berupa akrilik yang memang tebal namun cukup enteng bisa menghabiskan anggaran sekitar Rp5 juta.

“Kalau pas kita buat coba-coba kemarin itu cuma abis 1 juta. Itu kita pakai bahan yang murah. Berarti kan memang dana untuk membuatnya relatif. Tergantung bahan yang kita pakai,” ujarnya.

Sri Ratna menyampaikan, untuk waktu pengerjaan mesin ATM ini hanya 1 minggu saja. Sudah termasuk dengan pengujian dan trial eror. Bahkan sudah ada masjid di kecamatan lain yang sudah memesan juga baik untuk alat dan pelatihan.

“Makanya sebenarnya kita mau berikan pelatihan kalau memang ada remaja masjid yang mau belajar buat ini. Jika memang ada dari tokoh masyarakat mau belajar bisa langsung datang langsung saja ke saya Sri Ratna atau Pak Komarudin di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Unila,” katanya.(it)

Related Posts

Load More Posts Loading...No More Posts.