SUNGAI PENUH – Ratusan siswa SMAN 3 Sungai Penuh menggelar aksi demo di halaman gedung sekolah, Selasa, 6 Desember 2022.
Mereka menolak adanya pungutan di sekolah. Juga mempertanyakan ke mana perginya uang pungutan sekolah tersebut.
Hal ini membuat dunia pendidikan kembali bergejolak, karena tidak dibenarkan sekolah memungut dana kepada siswa.
Namun ada saja sekolah yang melakukan dengan berbagai alasan. Hal ini membuat siswa bertanya untuk apa dana yang dikumpulkan dari siswa seperti yang terjadi di SMAN 3 Kota Sungai Penuh .
Para siswa protes karena pungutan yang diminta oleh pihak sekolah dinilai memberatkan siswa.
Dalam aksinya, siswa melakukan pembakaran ban di halaman sekolah.
Dari data yang diperoleh, aksi tersebut dipicu adanya pungutan liar berkedok uang komite. Para siswa diminta membayar uang komite Rp. 50 ribu perbulan untuk semua kelas.
“Ya kami mempertanyakan kenapa ada pungli di sekolah dengan alasan yang komite. Siswa disini kurang lebih 560 orang diminta membayar uang komite per tiga bulan,” ungkap sumber.
Salah seorang sumber menjelaskan jika tidak membayar, maka para siswa tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian di kelas.
“Kami heran untuk apa uang ini. Kalau dikumpul uang yang diminta pihak sekolah ini nilainya ratusan juta per tahun. Jika tidak dibayar maka tidak bisa ikut ujian,”bebernya.
Sementara itu, Kepala Sekolah, Suhatman Jaya tidak membantah adanya pungutan tersebut. Menurut dia, uang tersebut merupakan sumbangan penguatan sekolah dari siswa.
“Bukan uang komite, komite itu lembaganya. Itu pengganti uang OSIS dan Pramuka ada Permen nya. Bukan sekolah kita saja, di Kota Sungai Penuh paling kecil kita,” katanya.
Sementara itu , Kabid SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jambi mengaku belum mendapatkan informasi soal adanya aksi demo siswa di SMAN ,3 Kota Sungai Penuh.
“Saya belum dapat Info,” kata Misrinadi Kabid SMA Dinas Pendidikan Provinsi di konfirmasi soal aksi demo Siswa SMAN 3 Kota Sungai Penuh.(nh)