TANGGAMUS – Pemerintah Kabupaten Tanggamus menargetkan penurunan prevalensi stunting tahun 2023 menjadi 17 persen dari 20,4 persen dan tahun depan mencapai 14 persen ke bawah.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tanggamus, Hardasyah mengatakan, saat ini prevalensi stunting di Kabupaten Tanggamus berada di angka 20,4 persen.
“Angka ini ditargetkan turun menjadi 17 persen pada tahun 2023 ini,” kata Hardasyah.
Hardasyah menjelaskan, sesuai target yang diberikan Presiden Joko Widodo, angka prevalensi stunting diharapkan bisa mencapai 14 persen ke bawah.
Data tahun 2021 menunjukkan, angka keluarga berisiko stunting di Kabupaten Tanggamus masih cenderung tinggi, yakni sebanyak 62.713 keluarga.
Sementara itu, Bupati Tanggamus, Dewi Handajani mengatakan, seluruh unsur pemerintah daerah telah berkomitmen untuk menurunkan angka stunting.
“Pemerintah Kabupaten Tanggamus terus berupaya menurunkan angka stunting dengan melakukan rapat koordinasi dan rembuk stunting,” ujar Dewi Handajani.
Meskipun demikian, Dewi mengakui, upaya penurunan angka stunting tidak dapat berjalan secara optimal tanpa dukungan dari semua pihak.
“Seluruh unsur fokus menurunkan angka stunting karena penurunan angka stunting bukan hanya menjadi tugas jajaran Dinas Kesehatan, tapi butuh kerjasama seluruh perangkat daerah, termasuk camat, kepala pekon, pelaku usaha, dan elemen masyarakat,” pungkas Dewi Handajani.
Berdasarkan data SSGI tahun 2021, secara nasional, angka prevalensi stunting di Provinsi Lampung menduduki lima besar terendah, yakni 18,5 persen. Angka ini di bawah rata-rata nasional sebesar 24,5 persen.
Berdasarkan surat keputusan Bupati Tanggamus, lokus stunting di Kabupaten Tanggamus meliputi tujuh kecamatan dan 14 pekon. (*)