BATAM – Warga Tanjung Sengkuang, Kecamatan Batuampar, Kota Batam menjerit dan merasa tersiksa oleh ulah PT Moya Indonesia SPAM Batam di tengah Ramadan 1444 Hijriah.
Pasalnya, air tidak mengalir ke rumah warga sejak Jumat (14/4/2023) lalu dan sampai hari ini, Minggu (16/4/2023).
Warga yang mengeluhkan matinya air ini di antaranya warga yang berdomisili di RT 06, RT 04 RW 08 dan RT 01, RT 02 RW 13, Kelurahan Tanjung Sengkuang.
Matinya air tersebut membuat masyarakat kesulitan untuk beraktifitas seperti memasak, mencuci bahkan untuk berwudhu, karena stok air di rumahnya sudah habis.
“Kami merasa sangat tersiksa dengan mati air ini, sudah 3 hari ini air mati total. Jangankan untuk mandi dan mencuci piring, untuk berwudhu saja tak ada lagi air,” kata Rama Warga RT 06 RW 08 Tanjung Sengkuang, Minggu (16/4/2023).
Dia mengaku, untuk memenuhi kebutuhan air di rumahnya, dia bersama warga lainnya terpaksa meminta air pada salah seorang warga yang punya sumur dan mengangkatnya menggunakan ember dan galon.
“Keluhan mati ini kami sudah menghubungi call center SPAM Batam minta antarkan air dengan mobil tangki yang katanya akan melayani para pelanggan yang mengalami gangguan suplai air, tapi sampai sekarang mobil tangki itu tak kunjung datang,” kesalnya.
Damri, Warga RT 02 RW 13 mengatakan, gangguan suplai dan susahnya warga mendapatkan air ini bukan hanya terjadi sekarang ini saja, namun ini sudah sejak awal tahun 2023 lalu.
“Pokoknya sejak pengelolaan air ini beralih kepada PT Moya Indonesia SPAM Batam, air sangat sering mati, dan lebih parahnya sejak awal tahun 2023 lalu sampai sekarang berhari-hari air mati,” ucapnya.
Lebih parahnya lagi kata dia, warga tidak mendapatkan pemberitahuan apapun penyebabnya matinya air tersebut dari PT Moya Indonesia SPAM Batam selaku pengelola air bersih yang dipercayai oleh pemerintah.
“Sepertinya PT Moya Indonesia SPAM Batam itu sesuka hatinya saja, sementara kalau untuk pembayaran mereka minta tidak boleh telat, kalau telat satu hari saja sudah didenda. Harusnya sesuailah antara kebijakan dengan pelayanan,” bebernya.
Sementara itu, Corporate Communication SPAM Batam, Ginda Alamsyah saat dikonfirmasi beralasan penyebab mati dan tidak mengalirnya air ke rumah warga di daerah tersebut karena saat ini tidak sesuainya antara supply and demand, dimana kebutuhan masyarakat lebih tinggi dari kemampuan kita mensupply.
“Sehingga karena tidak sesuainya antara Supply and demand itu mengakibatkan pelanggan terdampak. Kebutuhan masyarakat saat ini lebih tinggi dibandingkan sama kemampuan kita untuk memproduksi air bersih,” katanya. (*)